BANGLI, BALIPOST.com – Puncak Karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung berlangsung Rabu (7/11). Upacara yang dihadiri ribuan pemedek ini dipuput sembilan orang sulinggih.
Karya Agung ini dilaksanakan bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelestarian sumber mata air di Bali. Pelaksanaan puncak Karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung yang dipusatkan di Pura Ulun Danu Batur ring Tepi Segara Danu Batur Wewidangan Pura Jati, Desa Pakraman Batur, Kintamani ini diawali dengan prosesi tawur labuh gentuh, dan dilanjutkan dengan ngiring Ida Bhatara Bhatari ring peselang.
Dalam puncak karya ini dilaksanakan prosesi pakelem di Segara Danu Batur dan Puncak Gunung Batur oleh krama Desa Pakraman Batur dan Batun Sendi Ida Bhatara. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan upacara Ida Bhatara ring Pura Jati lan Ida Bhatari ring Segara Katuran Bhakti Ayaban dan Bhakti Pedanan.
Adapun wewalungan/hewan yang dihaturkan dalam prosesi pakelem di segara Danu Batur dan Puncak Gunung Batur berupa beberapa ekor kerbau, kambingm angsa, bebek, ayam dan banten Bagia Pula Kerti. Selain dihadiri pemedek dari Desa Pakraman Batur dan krama Batun Sendi Ida Bhatara, upacara yang dilaksanakan bertepatan dengan rahinan tilem sasih kelima ini juga dihadiri ribuan pemedek dari seluruh desa pakraman dan subak.
Turut hadir pula sejumlah bupati dan pejabat pemerintah lainnya untuk menyaksikan jalannya upacara sekaligus ngaturang bakti dalam puncak karya.
Jero Gede Batur Alitan didampingi Prawartaka Karya Ketut Wijaya mengatakan Karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung dilangsungkan mulai pukul 09.00 wita. Dijelaskan, karya agung ini dilaksanakan bertujuan untuk menyucikan tetamanan Ida Bhatara Dewi Danu.
Di samping itu karya ini dilaksanakan memohon keselamatan sekaligus memohon kesuburan bagi lahan pertanian dan masyarakat Bali. Dengan pelaksanaan karya agung ini diharapkan sumber-sumber air di Bali, khususnya di Danau Batur tetap terjaga dan lestari.
Karya Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, kata Jero Gede wajib dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Ini termuat dalam beberapa sumber yakni Raja Purana, Lontar Kusuma Dewa, Usana Bali dan Babad Batur Kelawasan yang tersimpan di Pura Ulun Danu Batur.
Jika karya ini tidak dilaksanakan tepat waktu, disebutkan Bali akan mengalami musibah, baik gempa bumi, serangan hama pada lahan pertanian maupun percecokan dalam rumah tangga maupun pasemetonan. Namun demikian diakui Jero Gede Batur, pelaksanaan karya Danu Kertih saat ini sudah telat empat tahun. Dimana terakhir kali dilaksanakan pada 2009.
Pelaksanaan karya Agung Danu Kertih menjadi tertunda selama beberapa tahun disebabkan karena beberapa kegiatan penting lainnya di Desa Pakraman Batur. Sementara itu sesuai dudonan karya, sehari setelah puncak karya atau pada Kamis (8/11) akan dilaksanakan Nyepiang Karya.
Dilanjutkan dengan bhakti penganyar oleh seluruh kabupaten di Bali secara bergilir mulai Jumat (9/11) hingga Sabtu (17/11). Rangkaian karya Agung Danu Kertih akan berakhir pada Minggu (18/11) dengan upacara Bhakti penganyar Desa Pakraman Batur, bhakti pepranian, baris perang-perangan, metiti suara dan bakti petetingkeb. (Dayu Swasrina/balipost)