AMLAPURA, BALIPOST.com – Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur, Desa Adat Purwayu, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, menggelar upacara Wana Kertih, mlaspas Pura Pasar Agung, Segara Kertih, Panca Wali Krama dan Matetingkeb. Beberapa rangkaian karya, seperti Wana Kertih, sudah digelar. Sementara untuk karya utama, Panca Wali Krama, rencananya puncaknya akan dilaksanakan pada 20 Januari 2019 nanti.
Panitia Karya panca Wali Krama Pura Lempuyang Luhur, Wayan Artha Dipa, belum lama ini, menyampaikan karya Panca Wali Krama sesuai dudonan akan diawali dengan mapepada wewalungan pada 19 Januari 2019, dilanjutkan dengan masesapuh di Sanggar Tawang dan munggahang catur serta memben.
Untuk puncak karya Panca Wali Krama, pada Redite Kliwon Pujut akan digelar pukul 08.30 wita dengan berbagai tingkatan. Untuk Panca Wali Krama Madia dipusatkan di Pura Lempuyang Luhur. Panca Wali Krama Alit dilaksanakan di Pura Pasar Agung Lempuyang dan Pura Telaga Mas Lempuyang. Sementara ritual Panca Wali Krama Agung akan dipusatkan di Jaba Sisi Pura Penataran Agung Lempuyang.
Pada momen yang sama, juga digelar ritual Mapedanan di Jaba Tengah Pura Penataran Agung Lempuyang, Batara Tedun Mapeselang di Pura Penataran Agung dan karya Panca Wali Krama Madia di Pura Pasimpenan Lempuyang. Setelah puncak karya ini, dilanjutkan ngaturang bakti penganyar sampai 3 Maret 2019. Penganyar dilakukan di seluruh unit pura tempat dilaksanakannya karya Panca Wali Krama, baik tingkat alit, madya maupun agung.
Setelah penganyar, baru dilaksanakan maguru piduka karya Wana Kertih, Segara Kertih dan Panca Wali Krama, pada Redite Wage Uye, 10 Maret 2019 di Pura Penataran Agung Lempuyang. Sedangkan untuk agenda meajar-ajar, akan dilaksanakan setelahnya, dimana waktu pelaksanaannya akan dibicarakan lebih lanjut.
Khusus untuk karya Segara Kertih, akan digelar sebelum karya Panca Wali Krama di atas, yakni pada 11 Januari. Karya Segara Kertih Mras Segara akan dipusatkan di Segara Amed. Karya Segara Kertih akan dilaksanakan bersamaan dengan pralingga Ida Batara Melasti. Sementara itu, pada sore harinya digelar mendak agung batara, rauh dari melasti sekaligus mendak betara tirta.
Sebagai persiapan karya Segara Kertih ini, nyukat genah akan dilaksanakan pada Saniscara Umanis Sungsang, 22 Desember 2018. Sementara pada Redite Wage Kuningan, 30 Desember 2018, dilanjutkan dengan Nuur Batara tirta untuk upesaksi Karya Panca Wali Krama ini. Nuur tirta dilakukan pada 28 pura yang ada di Bali, antara lain di Pura Puncak Lempuyang Luhur, Pura Penataran Besakih, Pura Goa Lawah, Pura Andakasa, Pura Watu Karu, Pura Puncak Mangu, Pura Ulun Danu Songan, Pura Batur Anyar, Pura Pasar Agung Sebudi, Pura Pusering Jagat, Pura Penataran Tunggul Wesi, Pura Dalem Puri, Pura Goa Raja, Pura Kancing Gumi, Kancing Jagat, Pura Basukihan, Pura Sida Karya, Pura Tirta Segara, Pura Penataran Ped, Pura Dalem Ped, Pura Uluwatu, Pura Silayukti, Pura Tanjung Sari, Pura Dasar Buana, Pura Empu Semeru dan Pura Tap Sai. Ada juga nuur tirta di dua pura di tanah Jawa, antara lain Pura Mandara Giri Semeru Agung dan Pura Penataran Gunung Bromo. Ada juga nuur tirta di Nusa Tenggara Barat, di antaranya di Pura Gunung Rinjani dan Pura Penataran Udaya Parwata Giri Tambora.
Artha Dipa yang juga Wakil Bupati Karangasem ini, berharap rangkaian karya agung ini bisa berjalan dengan lancar. Dia juga memohon dukungan semua pihak yang terlibat, agar tidak ada satu pun tahapan karya yang terganggu. “Kita ingin semua umat nanti eling, kemudian pedek tangkil nunas kerahayuan,” katanya.
Sementara, untuk upacara Wana Kertih sendiri sudah berlangsung pada Buda Pon Watugunung pada 10 Oktober lalu di Pura Telaga Mas Lempuyang. (bagiarta/balipost)