SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah sopir truk dari Desa Kutampi Kaler, Nusa Penida mendatangi Bupati Klungkung, Jumat (9/11). Mereka mengeluh minimnya trip Kapal Roro Nusa Jaya Abadi, dalam menyebrangkan truk dari dan ke Nusa Penida. Kondisi demikian menyebabkan antrean panjang truk, baik di Nusa Penida maupun Pelabuhan Padangbai.
Para sopir dipimpin Made Mudra (53) diterima di ruang rapat Bupati Suwirta, bersama Kadishub Nyoman Sucitra dan Kasi Perkapalan Ketut Gede Sudiarta. Wakil Ketua DPRD Klungkung Wayan Buda Parwata, juga hadir mendampingi para sopir tersebut. Pada kesempatan itu, Mudra menyampaikan agar Bupati Suwirta bisa mendengar langsung keluhan mereka dan segera diambil tindakan. Jumlah sopir truk di Nusa Penida, kata Mudra, mencapai ratusan. Namun, karena minimnya trip, aktivitas penyebrangan mereka memanfaatkan Kapal Roro belakangan terhambat.
Penyebabnya, karena terbatasnya trip penyebrangan Kapal Roro yang memberangkatkan truk. Sebab, dalam seminggu, Mudra mengatakan Kapal Roro hanya melayani penyebrangan truk seminggu sekali. Ini yang menyebabkan sopir truk harus antre berminggu-minggu untuk bisa menyebrangkan truknya. Situasi demikian juga terjadi pada Kapal LCT. Melihat persoalan tersebut, pihaknya memohon kepada Bupati, agar menambah jumlah trip penyebrangan truk pada Kapal Roro. Minimal menjadi tiga kali dalam seminggu. “Kami berharap agar pemerintah bisa menambah ekstra trip,” kata Mudra.
Jika tidak ditambah, kata Mudra, kemacetan akan semakin parah pada Pelabuhan Nusa Penida maupun di Pelabuhan Padangbai. Sementara itu, saat ini dilokasi penyebrangan sendiri sudah terjadi penumpukan barang yang tidak terangkut selama kondisi ini belum ada solusi.
Sopir lainnya, Nyoman Warka, menambahkan agar pemerintah daerah bisa mempertimbangkan Kapal LCT melayani pengangkutan truk, dengan mengutamakan truk yang antre lebih dulu. Pada kesempatan itu dia juga mengeluhkan makin banyaknya truk-truk berukuran besar (TB) masuk ke Nusa Penida. Situasi demikian dikhawatirkan menimbulkan kemacetan, karena tak sebanding dengan ukuran akses jalan. Bahkan, akses jalan bisa semakin cepat rusak.
Menanggapi aspirasi demikian, Bupati Suwirta meminta Kadishub Nyoman Sucitra untuk melakukan singkronisasi. Berapa kebutuhan masyarakat Nusa Penida terhadap material dan sembako, berapa truk idealnya bisa disebrangkan ke Nusa Penida. Sehingga, dapat dipastikan berapa trip penyebrangan yang harus disediakan pemerintah. “Segera lakukan singkronisasi data. Nanti baru bisa dipastikan trip akan ditambah atau tetap,” tegasnya.
Sementara terkait keluhan masuknya truk besar, Bupati Suwirta sejak awal memastikan tidak boleh ada yang masuk ke Nusa Penida. Dia meminta Kadishub mengecek kembali ke lapangan dan memastikan tak ada lagi yang terlihat di Nusa Penida. Jalan-jalan di Nusa Penida sempit. Sebelumnya dikatakan sudah sering mobil biasa terpaksa harus rela mundur menghindar jika ada truk besar lewat. “Nanti saya akan bersurat resmi. Sekarang tindaklanjuti perintah lisan dulu. Agar, situasi tidak semakin kacau,” katanya. (bagiarta/balipost)