Warga melakukan kegiatan persiapan karya agung di Pura Dasar Buana Gelgel. (BP/istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pura Dasar Buana Gelgel, akan melaksanakan karya agung pada akhir tahun ini. Karya agung Mamungkah, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung Tawur Panca Wali Krama dan Mahayu Jagat Marisudha Bumi, puncaknya akan digelar pada 31 Desember.

Melihat semakin dekatnya acara, panitia setempat begitu antusias mempersiapkan sarana upacara. Ketua Panitia Karya Agung, I Putu Arimbawa, Minggu (11/11), mengatakan persiapan karya agung ini melibatkan krama setempat. Total ada 28 banjar adat, turun secara bergiliran ngaturang ayah melakukan persiapan.

Persiapan ngias palinggih hingga memasang tetaring sudah berjalan. Sedangkan untuk bebantenan persiapannya sudah 70 persen. “Setiap hari kita tugaskan krama dua banjar untuk ngaturang ayah. Mereka begitu antusias,” kata Arimbawa, yang juga Bendesa Gelgel ini.

Baca juga:  Enam Orang Pendaki Tersesat di Bukit Adeng

Sesuai dengan dodunan karya, pada Buda Pon Tolu, 14 November nanti, digelar memineh empehan, mekarya minyak catur di Pura Kahyangan Jagat Dasar Buana. Dilanjutkan dengan mapepada tawur pada 22 November nanti di peteluan Desa Gelgel. Sehari berikutnya pada 23 November baru digelar ritual Tawur Agung, Mahayu Jagat dan Marisudha Bumi.

Rangkaian aci berikutnya, dilanjutkan dengan ngajum pedagingan pada 5 Desember nanti, sebelum mapepada tawur, nedunang Ida Batara pada 11 Desember nanti. Pada buda umanis julungwangi, 12 Desember baru dilaksanakan Mecaru, Mlaspas, Mendem Pedagingan, Masupati Pratima dan Tapakan Sesuhunan Ratu Gde, Karya Pengingkup di Pura Pusering Jagat, Pura Yasa, Pura Melanting dan Pura Penyucian.

Baca juga:  Polemik Tanah Batu Ampar, Gugatan Warga Dimediasi PN Singaraja

Karya dilanjutkan pada 19 Desember, dengan Mapepada Tawur Gentuh, Labuh Gentuh dan Panca Wali Krama di Pura Dasar Buana. Ini sebagai persiapan karya Tawur Gentuh, Mepenyejeg Bhumi, Mlaspas, Mendem Pedagingan, Masupati Pratima, Karya Pengingkup pada 20 Desember nanti. “Setelah masupati pratima, baru kita melasti ke Segara Klotok pada 23 Desember. Sekaligus ritual Tawur Labuh Gentuh, Ngaturang Pekelem Nunas Tirtha Kamandalu, Memasar lan Memendak Ida Bhatara,” kata Arimbawa.

Setelah melasti, persiapan berikutnya baru menginjak puncak karya agung. Diawali dengan Memben Tawur Panca Wali Krama, pada 26 Desember. Tawur Panca Wali Krama, Panyegjeg Bumi dan Pedanan, sehari berikutnya dipusatkan di Bencingah Agung Khayangan Jagat Dasar Buana.

Baca juga:  Disbud Ajak Seniman Ngayah Menghibur Pengungsi Gunung Agung

Sementara, sehari sebelum puncak karya, digelar Mapepada untuk menyucikan hewan yang akan digunakan sarana upacara. Pada 31 Desember, baru digelar puncak karya Puncak Karya Pengebek, Pengenteg, Pengodal, Peselang, dipusatkan di Pura Pusering Jagat, Pura Yasa, Pura Penyucian, Pura Melanting, Bale Agung Kahyangan Jagat Dasar Buana dan Peselang.

Setelah puncak karya, tianggal pelaksanaan bakti penganyar sampai 10 Januari, sebelum karya masineb pada 11 Januari 2019. Arimbawa menambahkan, bagi umat Hindu yang ingin medana punia, bisa datang langsung ke pura, atau bisa melalui nomor rekening pada BPD Bali No : 021 02.02.27471-7 atas nama Panitia Karya Agung Desa Pakraman Gelgel. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *