Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali ramai diberitakan ada peningkatan kasus atau outbreak JE (Japanese Encephalitis) oleh media di Australia. Hal ini langsung dibantah keras oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya.

Sejak dilakukan imunisasi pada April 2018 lalu, hingga kini bahkan belum ditemukan lagi ada kasus JE. “Outbreak JE di Bali tidak benar. Memang di Bali beberapa tahun belakangan ada kasus JE. Kemudian tahun 2018, hanya ada satu kasus JE bulan Januari dan itu sembuh, tidak ada kematian,” ujarnya dikonfirmasi, Sabtu (10/11).

Baca juga:  Bansos "Racuni" Kecerdasan Pemilih

Menurut Suarjaya, imunisasi JE kemudian dilakukan pada April 2018 selama satu bulan. Imunisasi menyasar 962 ribu lebih anak usia 9 bulan-15 tahun dengan capaian 101,78 persen.

Setelah itu tidak ada lagi kasus JE yang ditemukan. Apalagi ada outbreak yang mesti memenuhi syarat-syarat seperti dari tidak ada menjadi ada, peningkatan kasus secara epidemiologis, serta dari tidak ada kematian menjadi ada kematian. “Itu syarat outbreak, sama sekali tidak ada yang dipenuhi,” jelasnya.

Baca juga:  Denpasar Terancam Jadi Kota Sampah, DLHK Diminta Cari Solusi Komprehensif

Suarjaya menambahkan, penyakit JE disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk dengan host babi. Jadi, virus ini bisa berkembang biak dalam tubuh babi. Nyamuk yang menggigit babi lantas menularkan kepada manusia.

Lantaran populasi babi cukup banyak di Bali, sehingga kemungkinan penularannya juga tinggi. Itu sebabnya, upaya pencegahan terus dilakukan walaupun tidak ada laporan kasus baru setelah imunisasi JE dilakukan bulan April. “Kami terus lakukan upaya pencegahan karena imunisasi JE sudah menjadi imunisasi rutin sekarang pada anak umur 9 bulan. Semua anak umur 9 bulan bersamaan dengan campak juga diimunisasi JE,” terangnya.

Baca juga:  Duktang Masuk Badung Tanpa Suket Bebas COVID-19, Polisi akan Lakukan Ini

Selain itu, lanjut Suarjaya, pemberantasan sarang nyamuk sebagai pembawa virus juga rutin dilakukan. Disamping, menjaga kebersihan lingkungan dan menggalakkan PHBS. Guna menyikapi pemberitaan di media Australia, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang isinya bahwa di Bali tidak ada outbreak JE. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *