SINGARAJA, BALIPOST.com – Mesikpun masih ada LPD di Buleleng yang dikategorikan bermasalah belakangan ini, tetapi kondisi itu sepertinya “terobati” dengan banyak LPD yang berkembang pesat. Bahkan, ada LPD yang menduduki peringkat 10 di Bali sebagai lembaga keuangan di desa pakraman yang mengelola aset terbesar dan meraih keuntungan terbesar juga.
Ini tidak saja berkat kinerja pengurus, karyawan, badan pengawas, dan prajuru desa pakraman, tetapi gigihnya pembinaan menyeluruh oleh Badan Kerjasama LPD (BKS-LPD), Lembaga Pemperdayaan (LP-LPD), dan Tim Pembina LPD Buleleng. Satu dari sekian banyak LPD sehat dan mengelola aset besar adalah LPD Desa Anturan, Kecamatan Buleleng.
Pemeriksaan keuangan dan pembinaan rutin menunjukan, LPD Desa Anturan dikatgorikan sehat. Total aset yang sekarang dikelola di LPD Desa Anturan sekitar Rp 235 miliar. Dengan aset sebesar itu, LPD di bawah pimpinan Nyoman Arta Wirawan ini pada 2017 berhasil masuk peringkat 10 besar LPD sehat di Bali.
Raihan prestasi itu karena LPD Desa Anturan masuk 10 besar LPD di Bali yang memiliki aset terbesar dan menghasilkan laba usaha terbesar. Dari pengelolaan usaha, LPD Desa Anturan saat ini memiliki nasabah yang terdiri dari pemilik deposito sebanyak 2.800 orang, pemilik tabungan 15.500 orang, dan nasabah kredit tercatat sebanyak 3.600 orang.
Pamucuk LPD Desa Anturan Arta Wirawan didampingi Kelian Desa Pakraman Anturan Ketut Mangku, Senin (12/11), mengatakan, keberhasilan dalam mengelola usaha tidak lepas dari komitmen pengurus, badan pengawas, dan warga sebagai nasabah LPD. Selain itu, upaya pembinaan dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia (SDM), sehingga LPD yang dipimpinnya itu sukses membangkitkan perekonomian di Desa Anturan.
Khusus untuk serapan kredit, kata Arta Wirawan, total kredit yang telah dikucurkan sekitar Rp 190 miliar. Sebagian besar kredit itu diserap untuk modal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Selain itu, pihkanya juga gencar memfasilitasi nasabah mendapatkan kredit dalam menunjang usaha di sektor pariwisata. “Sesuai hasil pembinaan dan pemeriksaan, lembaga kami sehat. Dan memang pernah kami masuk peringkat 10 besar sebagai LPD sehat di Bali,” katanya.
Ketua Kerta Desa Anturan, Made Suwinaya mengatakan, LPD bukan saja penggerak ekonomi lingkup di desa, tetapi keberadaanya berperan dalam membangkitkan perekonomian Bali. Untuk itu, pembinaan termasuk LPD di desanya yang sudah berjalan baik perlu terus digalakkan.
Dengan pembinaan yang dilakukan selama ini, LPD Dea Anturan masuk kategori sehat. Situasi ini perlu dijaga dan rentan terganggu kalau ada komentar yang terkesan negatif yang menyebar di media masa.
Untuk itu, semua elemen masyarakat perlu menanamkan komtimen bersama-sama menjaga eksistensi keberadaan LPD. “Informasi yang negatif tentang LPD rentan menganggu LPD yang sehat. Kami harap tidak ada informasi negatif itu dan kita komitmen membesarkan LPD sebagai “motor” pembangunan di Bali,” katanya.
Perkembangan positif di LPD Desa Anturan itu dibenarkan oleh Ketua LP-LPD Buleleng Nyoman Indrayasa. Dia mengatakan, LPD Desa Anturan yang mengelola aset begitu besar masih dikategorikan sehat.
Hasil pembinaan dan pemeriksaan keuangan menyebut pengurus dan badan pengawas menjalankan fungsinya dengan baik. Ini juga didukung dengan kinerja SDM pengurus yang mumpuni.
Fakta itu, LPD masih dalam kondisi baik dan tidak masuk dalam daftar kategori LPD bermasalah, seperti yang tercatat di Bagian Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Pemkab Buleleng. “Dari pembinaan kami dan pemeriksaan LPD Desa Anturan sangat sehat dan usahanya semakin berkembang. Kemajuan yang sudah diraih ini diikuti oleh LPD lain di daerah,” katanya. (Mudiarta/balipost)