DENPASAR, BALIPOST.com – Stakeholder Pariwisata Bali akan melakukan perhelatan akbar yaitu Simposium “Suksma Bali” yang diinisiasi oleh Paiketan Krama Bali. Kegiatan ini merupakan aksi merefleksikan terima kasih dan penghargaan kepada Bali tercinta tempat bersama dianugerahkan kehidupan, melalui program Suksma Parahyangan, Suksma Palemahan, dan Suksma Pawongan.
Gubernur Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, MM mengapresiasi dan mendukung rangkaian acara Suksma Bali sebagai bentuk pengimplementasian “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang pempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia. Koster juga menambahkan bahwa Budaya Bali merupakan core dari Bali, sehingga menjaga adat dan budaya sebagai roh kehidupan masyarakat Bali harus dilakukan secara serius dengan konsep yang lebih besar demi Bali yang keberlanjutannya.
Ketua PHRI Badung dan Ketua BPPD Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, SE., MBA, yang sekaligus sebagai Penasehat Panitia Suksma Bali menambahkan kata Suksma Bali, memberikan arti yang penting, lebih menghargai Bali itu sendiri, dan karena Bali itu berharga, harus menjaga Bali bersama-sama. Bali sebagai barometer pariwisata nasional, bahkan sejak 2017, pariwisata telah dicanangkan sebagai core business nasional. Dan peran Bali untuk nasional adalah sangatlah signifikan, sebagai daerah penyumbang devisa terbesar dari sektor pariwisata, dan industri ini dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar, mampu meningkatkan pendapatan dan perekonomian serta dapat memberikan kontribusi yang besar pada suatu negara. “Dengan hal tersebut, saya rasa sudah sepantasnya kita bersama-sama berterima kasih untuk Bali,” tegasnya.
Wakil Ketua DPP IHGMA, Ramia Adnyana, SE., MM., CHA menerangkan bahwa IHGMA DPD Bali akan melakukan deklarasi “Say No to Plastic” tepat pada acara Simposium Suksma Bali, terutama pada berbahan plastik yang digunakan sekali pakai, sebagai wujud nyata dalam menjaga Bali dari sampah plastik, serta mendukung program Gubernur dalam memerangi sampah plastik. “Dan ini merupakan bentuk sikap nyata kami selaku GM di Bali dalam merefleksikan rasa terima kasih untuk Bali tercinta dan sekaligus menjaga eksistensi Bali yang berbudaya, berkualitas dan berkelanjutan,” terangnya.
Bali adalah pulau kecil namun tidak bermakna kecil bagi masyarakat Bali dan Indonesia. Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan kepada masyarakatnya dan bahkan negaranya. “Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi, jelas Jro Mangku Suteja, Sekretaris Umum Paiketan Krama Bali.
Yoga Iswara., BBA., BBM., MM., CHA, selaku Ketua Panitia Suksma Bali mengungkapkan rangkaian acara Suksma Bali terdiri dari World Clean Up Day (WCUD) yang telah sukses dilaksanakan pada 15 September 2018 dengan melibatkan 27.000 peserta di seluruh Bali. Kemudian, ada simposium yang akan diadakan pada 7 Desember 2018. Acara puncak pada 15 Desember 2018, yaitu Suksma Bali Night yang akan dihadiri oleh 1000 peserta dari berbagai stakeholder serta akan diadakan penyerahan award kepada mereka yang memberi kontribusi nyata dalam memajukan pariwisata serta menjaga alam dan budaya Bali. (kmb/balipost)