TABANAN, BALIPOST.com – Permasalahan sampah sampai saat ini masih menjadi tugas berat sejumlah daerah, karena belum sepenuhnya bisa ditangani maksimal. Di Kabupaten Tabanan, setidaknya baru ada 9 desa yang benar-benar serius dan berinovasi dalam menangani sampah. Hal itu disampaikan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti saat menerima exit meeting tim BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali, Selasa (13/11). Hanya saja tidak dirinci desa mana saja.
Pertemuan ini sebagai kelanjutan dimana selama 35 hari tim audit BPK telah melakukan pemeriksaan kinerja atas efektivitas penanganan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga, guna menjadikan sampah sebagai sumber daya tahun anggaran 2016 sampai dengan 2018 Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Bupati Eka menyampaikan Pemkab Tabanan akan selalu terus belajar khususnya dalam pengolahan sampah. Bahkan Bupati Eka berharap dapat merubah mindset masyarakat tentang bagaimana pengelolaan sampah. “Paling tidak kedepan semua pihak harus ikut bekerja sama dan memonitoring, sehingga tercapai kebersihan dari hulu ke hilir,” ucapnya.
Pihaknya juga mengatakan sejumlah pengelolaan sampah juga telah banyak diterapkan diantaranya Bank Sampah, arisan sampah, minimarket sampah, dan inovasi lainnya. Begitupun melakukan kerja sama dengan Pemerintah Toyama, Jepang. “Untuk kerjasama dengan Pemkot Toyama, mereka akan membantu mesin pengolahan sampah di Jatiluwih.” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Sub auditoriat Bali BPK Provinsi Bali Donny Ramli mengatakan usai melakukan pemeriksaan, selanjutnya akan memberikan review serta saran mengenai apa yang perlu diperbaiki di bidang tersebut.
“Kami telah menyelesaikan pemeriksaan, selanjutnya kami akan menuju pelaporan akhir dimana kami akan melakukan review berjenjang, semoga nanti apa yang kurang bisa diperbaiki” ungkapnya. (puspawati/balipost)