Siswa kelas 6 SDN 1 Yehembang Kauh yang cuma dua orang. (BP)/kmb)

NEGARA, BALIPOST.com – Kondisi SDN 1 Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana memprihatinkan. Pengamatan Rabu (14/11), hampir semua atap ruangan kelas hancur baik di bangunan sisi barat dan timur. Atap bangunan sekolah yang terbuat dari baja ringan tersebut hampir semua keropos dan plaponnya jebol.

Salah seorang guru Ni Made Samiasih didampingi Plt Kepala Sekolah Made Sariasih mengatakan atap gedung sekolah itu sudah rusak dan hancur sejak dua tahun lalu. Sampai saat ini belum ada perbaikan. “Rusaknya saat  Bapak Kepala Sekolah almarhum Ketut Laksana masih ada. Sampai sekarang belum ada perbaikan,” katanya.

Rusaknya atap bangunan tersebut membuat sebagian siswa harus belajar di ruang perpustakaan juga terkadang di luar kelas. “Kami cari aman saja. Karena di dalam kelas rawan dan jebol,” kata Sariasih.

Baca juga:  Selama Agustus, Pergerakan Penumpang di Bandara Ngurah Rai Naik Seratusan Persen Dibanding Bulan Sebelumnya

Untuk kerusakan atap bangunan sekolah juga sudah pernah ditinjau Kadis Pendidikan dan sudah juga diukur. Namun belum ada perbaikan. Selain masalah atap bangunan sekolah yang hancur juga sekolah tertua di Yehembang Kauh ini menghadapi kendala minimnya siswa. Bahkan kelas 6 hanya berjumlah 2 orang. Yang paling banyak kelas 3 yang juga hanya 9 orang. “Total siswa cuma 34 orang dari kelas 1 sampai kelas 6,” katanya.

Kelas 1 tahun 2018 juga hanya mendapat siswa 4 orang. Minimnya siswa kata Sariasih memang kendala dalam membuat kelompok belajar sehingga tidak maksimal dalam proses belajar dan mengajar. Minimnya jumlah siswa juga menyebabkan dana BOS juga minim. Sehingga mempengaruhi biaya operasional sekolah yang juga minim. “Bahkan tahun depan dana yang kami kelola hanya Rp 27 juta,” kata Sariasih.
Untuk guru katanya di sana terdapat 4 guru PNS dan satu guru abdi dan satu guru kontrak. Sementara petugas TU satu orang PNS. Terkait adanya informasi sekolah akan diregrouping, Sariasih mengatakan sebagai guru pihaknya hanya melaksanakan tugas dan menerima apapun kebijakan dari pemerintah.

Baca juga:  Karena Ini, Belasan SD di Karangasem Tak Punya Kepsek Definitif

Sementara itu Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Pemuda Olah Raga (Dikpora) Dewa Putu Wardana Astawa dikonfirmasi membenarkan kalau atap sekolah SDN 1 Yehembang Kauh sebagian besar jebol. Memang tidak diperbaiki dengan pertimbangan sekolah tersebut akan diregrouping dengan sekolah terdekat.
“Dengan minimnya siswa kebijakan tahun ajaran nanti tidak akan menerima siswa baru. Kemudian setelah siswa habis dan benar-benar minim baru akan digabung dengan sekolah terdekat,” kata Dewa.

Dengan pertimbangan itu pula sekolah yang sudah lama rusak itu tidak diperbaiki dan pihaknya memprioritaskan sekolah lainnya yang mengalami rusak dan siswanya banyak. Disisi lain Sekretaris Komisi A DPRD Jembrana Ketut Sadwi Darmawan mengatakan regrouping memang solusi agar guru-guru bisa mengajar lebih efektif.

Baca juga:  Oknum Kasek Didakwa Cabuli Siswi Ajukan Banding

Apalagi dengan siswa yang minim tentu guru tidak efektif dalam mengajar sehingga mempengaruhi insentif yang diterima guru. “Diregrouping agar guru-guru mengajar lebih efektif. Pembiayaan pendidikan fokus pada tempat yang diregrouping,” jelasnya.

Dalam regrouping memang ada kendala dari masyarakat biasanya dimana menyekolahkan anak lebih jauh dan pertimbangan sekolah yang penuh sejarah. Namun demi kepentingan dunia pendidikan regrouping bukan sesuatu yang tabu dan perlu duduk bersama dalam melakukan sosialisasi. “Jadi dengan regrouping nanti kita harapkan proses belajar dan mengajar lebih efektif,” harapnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *