Direktur Utama PDDS, Putu Sugi Darmawan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Keberadaan DTW Bedugul yang mulai menggeliat pascapembukaan kembali, terus ditata. Ada beberapa fasilitas seperti restoran dan penginapan belum bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan daerah.

Bumda Tabanan pun siap mengelola dua fasilitas pendukung tersebut, hanya tinggal menunggu pendatangan MoU dengan dinas pariwisata Kabupaten Tabanan. Direktur Perusahaan Daerah Dharma Shantika, I Putu Sugi Darmawan, Rabu (14/11) mengatakan untuk pengelolaan restoran dan 14 kamar penginapan masih dalam proses, sembari menunggu MOU dengan Dinas Pariwisata. Karena itu adalah aset pemerintah maka pengelolaannya akan menerapkan sistem sewa. “Besaran nominal masih dalam pembahasan. Intinya kami siap,” ungkapnya.

Menurutnya, obyek wisata Bedugul yang sangat melegenda pada masanya diharapkan akan kembali menggeliat sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Tabanan. Apalagi pasca tidak dikelola, restorant dan 14 kamar penginapan yang ada di Bedugul terkesan mati suri.

Baca juga:  Pasca Gempa, Pembatalan Penginapan di Nusa Penida Capai 25 Persen

Kunjungan wisatawan pun terus menurun seiring tidak adanya aktivitas wisata di lokasi tersebut. Padahal pemandangan danau dan potensi di Bedugul sangat menarik jika dikelola dengan maksimal. “Ini perlu dukungan semua pihak, jajaran OPD terkait juga harus bergerak bersama,” ucapnya.

Lanjut Sugi Darmawan, inovasi pengembangan kawasan wisata Bedugul tentunya sangat diharapkan untuk lebih menarik minat wisatawan kembali. Misalnya saja menyediakam areal bermain anak ataupun spot selfie yang tengah tren saat ini.

Di samping pula mempercantik restoran yang ada. Apalagi di sisi lain, sarana prasarana pendukung restoran seperti meja dan kursi masih lengkap pascatidak lagi diurus oleh pengelola lama. “Sekarang masih negoisasi dengan pengelola awal karena masih banyak propertinya. Rencana mau dijual ke Bumda, kami masih nego harga. Intinya, Bumda siap dan harus berbenah dan memerlukan dana investasi yang lumayan,” terangnya.

Baca juga:  Tak Berizin, 8 Penginapan di Banyuning Ditutup Sementara

Untuk konsep restoran yang dikelola Bumda nantinya, Sugi belum mau berkomentar banyak. Namun yang pasti produk bumda serta hasil produksi petani Tabanan akan diserap khususnya dalam sajian menu yang akan disajikan. Seperti sayur mayur yang diharapkan bisa dipasok oleh petani Baturiti, beras dan ikan oleh petani Jatiluwih serta produk Bumda lainnya.

Begitupun kopi robusta asli kecamatan Pupuan juga akan ditampilkan yang dikombinasi dengan keberadaan cofee shop. Disinggung tentang target operasional, Sugi menargetkan Desember 2018 ini, mengingat menyongsong pergantian tahun identik dengan tingginya kunjungan wisawatan ke areal obyek wisata khususnya di kecamatan Baturiti. “Sambil jalan kami konsep perlahan, karena segalanya perlu proses tidak bisa penyempurnaan dilakukan dalam jangka setahun. Target kami Desember ini sudah mulai, karena mengejar akhir tahun sebagai liburan para wisatawan,” ucapnya.

Baca juga:  Haluan Pembangunan Bali 100 Tahun "Dipasupati"

Sekedar untuk diketahui, DTW Bedugul sudah dibuka untuk umum awal bulan November 2018. Hanya saja belum optimal mengingat wisatawan yang berkunjung baru bisa menikmati pemandangan saja tanpa adanya fasilitas apapun. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *