Logo ASEAN. (BP/wikipedia)

Oleh I Nyoman Dirgantara

ASEAN, perhimpunan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, hari-hari ini melakukan pertemuannya di Singapura. Presiden Indonesia, Joko Widodo, hadir pada pertemuan tersebut dan mengatakan bahwa wilayah Indo Pasifik merupakan lokasi yang sangat penting dalam perjalanan sejarah wilayah pada masa mendatang.

Pertemuan di antara negara-negara kawasan ini memang selalu dilakukan setiap tahun dan mendiskusikan berbagai persoalan yang ada. Akan tetapi, apakah  ASEAN dapat mewujudkan kerja sama itu secara baik pada masa mendatang, demi soliditas organisasi ini?

Masa depan wilayah Pasifik memang selalu terlihat penting. Jumlah penduduk serta beraneka ragam kekayaan alam yang ada di wilayah ini, memberikan prospek untuk maju bagi wilayah itu selalu terjaga. Ditambah dengan luasnya samudra yang mencakup kawasan ini menambah prospek kemajuan kawasan pasifik.

Di barat daya pasifik saja, yang ditempati oleh Indonesia dan Filipina secara wilayah Polinesia, memberikan keragaman kekayaan alam mulai dari besi, batubara, karet, kelapa sawit, hasil perkebunan yang berupa buah-buahan dan berbagai hasil tambang, akan mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang ada di wilayah ini.

Dengan jumlah penduduk hampir setengah milyar di kawasan Pasifik Barat Daya ini, kekayaan alam itu apabila dimaanfaatkan secara baik, akan memberikan manfaat besar dan kemungkinan tidak akan membuat ketergantungan kepada negara-negara di luar wilayah tersebut. Karena itu, pada titik seperti ini, kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Pasifik Barat Daya sangat diperlukan.

Ada potensi yang tinggi dari upaya pembentukan kerja sama yang permanen di antara negara-negara ini karena memiliki berbagai macam kesamaan. Sebuah kerja sama akan lebih mudah dilakukan apabila adanya kesamaan di antara komponen yang hendak melakukan kerja sama tersebut. Pada organisasi jenis dan setingkat apa pun, kerja sama tersebut akan lebih mudah dilakukan apabila mempunyai kesamaan.

Baca juga:  Defisit Negara Mencapai 4,51 Persen

Di Pasifik Barat Daya, kebudayaan yang melingkupi adalah melayu dan Polinesia. Dua budaya ini berbasiskan gotong royong dan mengedapankan kerja sama sosial. Sebagian bahasa yang dipakai juga sama, yaitu bahasa dengan dasar Melayu. Dan dalam tataran negara, di samping mempunyai latar kerajaan, juga mempunyai kesamaan dalam perkembangan ekonomi, yaitu sebagai negara berkembang. Tidak dapat dilupakan juga, adalah basis pertanian yang menjadi pekerjaan utama warga.

Dengan berbagai persamaan seperti itulah maka kerja sama antarnegara di kawasan Pasifik Barat Daya sangat  mungkin untuk dilakukan. Kerja sama tersebut mempunyai beragam jenis. Demi stabilitas hubungan antarberbagai negara, kerja sama seharusnya tidak dilakukan secara tunggal. Kerja sama tersebut dapat dilakukan pada bidang ekonomi, kebudayaan, pendidikan, sosial, pertanian sampai dengan kerja sama politik.

Kerja sama dengan banyak spektrum ini sebaiknya dibuat terpisah. Artinya, masing-masing bidang dari kerja sama tersebut dibuatkan organisasi tersendiri, misalnya kerja sama ekonomi mempunyai payung organisasi secara mandiri.

Jika salah satu kerja sama mendapatkan guncangan, maka secara teoretis hubungan antarnegara masih dapat dipertahankan melalui kerja sama dari bidang lain. Jadi, banyak kerja sama yang dapat dilakukan oleh negara-negara yang ada di kawasan Pasifik Barat Daya. Organisasi atau lembaga akan memudahkan kerja sama itu dikekalkan. Organisasi inilah yang kemudian mempunyai peran mengikat dari berbagai kerja sama tersebut.

Baca juga:  Menjaring Wisatawan Lewat Promosi Cagar Budaya

Kerja sama yang biasanya mampu menstabilkan hubungan di kawasan adalah kerja sama politik di antara negara-negara. Kerja sama politik ini dapat saja menyangkut organisasi antarparlemen di antara negara-negara Pasifik Barat Daya atau organisasi antarlembaga hukum yang ada.

Organisasi-organisasi antarnegara pada bidang politik ini, haruslah lebih spesifik agar hasil dari kerja sama tersebut dapat saling memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat. Di Eropa, dulu ada kerja sama antarparlemen. Aktivitas kerja sama ini terletak pada saling memberikan informasi, mekanisme pengambilan keputusan atau model-model demokrasi yang diterapkan oleh masing-masing negara. Tentu kerja sama seperti ini saling menghargai kedaulatan negara, misalnya tidak membocorkan dan tidak memberikan informasi tentang rahasia negara.

Perhimpunan negara-negara kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN, merupakan organisasi antarnegara yang ada di kawasan Pasifik Barat Daya. ASEAN sampai saat ini mempunyai anggota sepuluh orang, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailnad, Filipina, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Vietnam. Dengan demikian, apabila hendak melaksanakan kerja sama antarnegara yang melingkup kawasan Pasifik Barat Daya, ASEAN dapat menjadi intinya dan menjadi pelopor dari kerja sama yang hendak dikembangkan.

Barangkali yang dimaksudkan oleh Presiden Joko Widodo tentang kawasan Indo Pasifik itu adalah kawasan ASEAN ditambah dengan negara-negara Polinesia yang jumlahnya puluhan.  Jika itu yang dimaksudkan maka, wilayah Indo Pasifik ini boleh dikatakan sebagai kawasan yang cukup idealis untuk membangun berbagai kerja sama tersebut, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Baca juga:  Restorasi Pembangunan Pertanian Bali

Posisi ASEAN di sini adalah mencoba memberikan argumentasi pengembangan kerja sama tersebut dengan memberikan pengalamannya sejak berdiri tahun 1967. ASEAN sebagai sebuah porganisasi yang disebut dengan perhimpunan negara-negara tersebut, telah berdiri sejak tahun 1967 dan sampai sekarang masih berdiri, dan dengan rentang waktu itu, telah berusia 51 tahun, lebih dari setengah abad.

Argumentasi yang bisa diberikan ASEAN, paling tidak dengan memberikan masukan bagaimana daya tahan organisasi ini sampai dapat bertahan lebih dari setengah abad dan pada bidang apa kerja sama tersebut dapat berlangsung dengan baik. Sebagai sebuah organisasi, ASEAN mempuyai juga banyak tantangan terutama antarnegara anggota, tetapi tetap mampu memperlihatkan daya tahannya sepanjang perjalanan organisasi tersebut. Konflik antarnegara, seperti antara Indonesia dengan Malaysia  masalah buruh migran dapat diselesaikan dan tetap tidak berimbas pada organisasi, dan sebaliknya organisasi ini mampu memberikan solusi tambahan agar konflik tersebut tidak berkepanjangan.

Yang menjadi tantangan jika kerja sama wilayah Indo Pasifik atau Pasifik Barat Daya ini adalah daya tahan masing-masing negara atas desakan dan campur tangan negara besar dari luar. Harus diakui juga, masing-masing negara di kawasan ini masih mempunyai keterikatan besar secara politik dengan negara-negara di luar kawasan. Maka yang harus diwaspadai adalah bagaimana agar campur tangan itu tidak mampu mengubah kerja sama yang kelak hendak didirikan.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *