GIANYAR, BALIPOST.com – Penanganan permasalahan narkoba kini melibatkan desa. Sebanyak 16 desa adat, dan 7 desa dinas dilakukan peluncuran sebagai desa bersih dari narkoba, Kamis (15/11). Peluncuran desa bersih narkoba dilakukan kepala BNN RI Komjen Pol Heru Winarko, sekaligus melantik 115 orang perwakilan komponen masyarakat menjadi relawan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Jendral bintang tiga dipundaknya ini juga melakukan penandatanganan Pararem Anti Narkoba.
Acara berlangsung di Balai Budaya Gianyar, dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Deputi Pencegahan BNN RI Irjen Ali Johardi, Kepala BNN Provinsi Bali Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa, Inspektur III Inspektorat Utama BNN Edhie Mulyono,SE,Ak,MM,QIA, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Provinsi Bali Drs. Bambang Yogasuara, SH, Bupati Gianyar Made Mahayastra, serta bendesa sendiri Kabupaten Gianyar.
Menurut Kepala BNN RI Komjen Heru Winarko, dimulai dari Kabupaten Gianyar, program ini akan dilanjutkan di seluruh Indonesia. Dikatakannya, desa-desa akan digiatkan sebagai desa bersinar (bersih dari narkoba). “Bersama sama kita lakukan, desa ini bisa bersih dari narkoba,” katanya.
Kebijakan ini juga akan diturunkan ke Pemerintah Provinsi Bali, dengan mengarahkan seluruh desa untuk bersih dari narkoba. “Ditambah dukungan dari Bapak Bupati, tidak kalah penting kemauan tersendiri dari aparat desa, desa harus bersih dari narkoba,” katanya.
Komjen Heru membeberkan bahwa narkoba uang kini mengincar negeri ini, bahkan sampai 80 persen lebih narkotika dari luar rencananya dibawa ke Indonesia. “Kita perketat perbatasan untuk melakukan pengawasan terhadap prekursor. Apabila tidak ada pengawasan ketat maka fatal akibatnya, ” ujarnya.
Dikatakan, saat ini sudah masuk 73 jenis narkotika di Indonesia dan menyusup ke desa desa, bahkan Bali masuk 5 besar pengguna narkoba di Indonesia. Bahkan beberapa narkotika jenis baru masuk di Bali melalui pariwisata. Kebanyakan turis internasional menggunakan heroin dan sabu.
“Karena itu saya harapkan Babinsa dan babinkamtibmas serta kepala desa dapat menjadi pilar di desa – desa untuk melakukan pengamanan terhadap desanya” ungkapnya.
Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra kesempatan itu menyampaikan bahwa bahwa pihaknya menyambut pelantikan relawan dan penandatanganan pararem untuk desa bersih narkoba. “Sebagai bupati hal ini sangat membanggakan, kabupaten Gianyar melahirkan banyak seniman besar untuk itu mudah mudahan dengan dipilihnya Gianyar untuk pelantikan ini,manfaat yang diharapkan bapak kepala BNN dapat sampai ke masyarakat, ” ungkap Bupati Gianyar.
Kedepannya aturan tentang narkotika akan dimasukkan pada awig awig 273 desa pakraman yang ada di Kabupaten Gianyar dan dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar. ” Pembinaan akan dimasukkan langsung ke desa Pakraman, dimana angka penyalahgunaan narkotika di Gianyar menyasar generasi muda, ” katanya.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang akrab sapaan Cok Ace menyampaikan bahwa peredaran gelap narkoba di tanah air khususnya di Bali sangat memprihatikan, serta menyasar seluruh komponen masyarakat. “Saya berikan Apresiasi kepada BNN provinsi Bali yang selama ini selalu giat menggandeng desa adat dan dinas dalam bentuk pengukuhan relawan dan pararem anti narkoba” ungkap Wakil Gubernur Bali.
Dikatakan keberadaan pararem sangat strategis dan mengikat masyarakatnya khususnya krama desa. Apabila ada masyarakat yang terlibat narkoba ,maka akan terkena hukum negara dan sanksi adat yang mengikat. “Kepada para relawan agar dapat melaksanakan Swadharma dengan sungguh sungguh dan dengan kerja keras dapat menyelamatkan bangsa ini khususnya kabupaten Gianyar dari kehancuran,” Tandas Wakil Gubernur Bali asal Puri Ubud ini. (manik astajaya/balipost)