DENPASAR, BALIPOST.com – Perusda saat ini tengah mengembangkan kantornya di Kereneng menjadi kreatif hub. Tanpa mengganggu operasional Perusda, kantor ini diharapkan menjadi hub komunitas-komunitas kreatif yang banyak ada di Bali.

Perusda antaralain menyiapkan instrument berupa tempat nongkrong yang nyaman dengan wifi, pustaka kecil, hingga ruangan indoor dan outdoor untuk berdiskusi.

Direktur Utama Perusda Bali, I Nyoman Baskara mengatakan, kreatif hub memang lebih menonjolkan fungsi sosial. Namun, tetap akan menghasilkan keuntungan finansial yang nantinya disetor untuk PAD Provinsi Bali. “Polanya bukan sewa, tapi revenue sharing. Jadi yang mempunyai produk kreatif itu tidak terbebani di awal. Diberikan dia ruang, disiapkan dia etalase lalu diperkenalkan kepada masyarakat, publik yang diundang Perusda,” ujarnya.

Baca juga:  Antisipasi Erupsi Gunung Agung, 10 Bandara Siap Terima Pengalihan Penerbangan

Baskara menambahkan, ketika produknya diperlihatkan lalu dikenal masyarakat dan ada transaksi, barulah disisihkan revenue sharing untuk Perusda. Sejauh ini sudah ada beberapa komunitas yang bergabung, seperti komunitas psikolog, kuliner, UMKM, kartunis, komunitas agro, dan sastrawan muda.

Masyarakat di lingkungan sekitar Perusda khususnya PKK juga dilibatkan untuk menyiapkan menu-menu pilihan terbaik. “Kita menonjolkan ruang kreatifnya dengan makanan dan minuman sebagai pendukung. Kita memfasilitasi misalnya ada UMKM di sini, kita mediasi dengan pemerintah atau stakeholder yang lain sehingga produk-produknya lebih diberdayakan,” jelasnya.

Baca juga:  Bendahara Sekaligus Kasir BUMDes Kertha Jaya Diadili Kasus Korupsi

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba mengusulkan agar Perusda memiliki hubungan vertikal dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Dalam hal ini, Perusda bisa menjadi bapak angkat dari Bumdes.

Selanjutnya, Bumdes digerakkan agar orang Bali bisa berbelanja semua kebutuhan hidupnya disana. “Ini akan menjadi pilar dan kekuatan ekonomi rakyat Bali yang kuat,” ujarnya di Denpasar.

Tamba menambahkan, saat ini di Bali ada banyak toko modern yang tidak bisa dibendung keberadaannya. Sementara yang disalahkan selalu soal perijinan.

Baca juga:  Kasus BUMDes Toyapakeh, Merugi Tetap Bagi SHU

Begitu juga soal toko-toko modern itu yang dituding menghabisi kesempatan usaha-usaha kecil untuk berkembang. “Padahal itu hak mereka. Semestinya kita hadapi dengan berani, bertanding sesuai kebutuhan pasar yang ada. Perusda bisa lakukan itu, hidupkan Bumdes menjadi potensial trade. Support dengan teknologi, barang dan modal,” jelas Politisi Demokrat ini. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *