MANGUPURA, BALIPOST.com – Panji-panji, pataka dan surat sakti pahlawan I Gusti Ngurah Rai tiba di Kabupaten Badung, Minggu (18/11). Prosesi serah terima digelar dengan apel bersama yang diikuti sejumlah SKPD Kabupaten Badung, siswa-siswi sekolah menengah, TNI, Polri dan lainnya di Lapangan Puspem Badung.
Apel yang dilangsukan sekitar pukul 08.00 pagi dipimpin Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa. Dalam apel bersama tersebut dilakukan prosesi serah terima panji-panji, pataka, dan surat sakti pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Yang dilanjutkan dengan pelepasan pasukan pembawa panji-panji, pataka dan surat sakti menuju Puri Carang Sari, Badung bersama sekitar 35 regu peserta napak tilas.
Ditemui usai kegiatan apel Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa menerangkan apel ini dimaksudkan untuk menjadikan nilai-nilai perjuangan, dan kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai senantiasa diingat serta menjadi motivasi dalam melajutkan perjuangan mengisi kemerdekaan. Nilai semangat yang telah ditanamkan I Gusti Ngurah Rai, patut untuk diteruskan, tumbuh kembangkan pada diri setiap orang. Lebih-lebih pada krama Bali, bahwa pahlawan I Gusti Ngurah rai merupakan sosok yang tidak mau menjual harga diri, tetap berusaha mempertahankan jati diri.
Ini tersirat dari I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya tidak mau berkeompromi dengan pasukan Belanda, dan terus bertempur mengusir penjajah dari Bali. Jadi, menjaga harga diri bangsa dan negara jauh lebih mulia, suci, bermartabat. “Karena itu, sekarang ini kita harus warisi itu. Bahwa kita jangan pernah dalam peradaban yang modern ini, kita menjual harga diri kita, meghilangkan, mengendorkan dan juga menipiskan jati diri kita dalam mengisi kemerdekaan ini,” terangnya.
Wakil Bupati Badung menambahkan, dari sosok pahlawan I Gusti Ngurah rai dapat dipetik adalah perjuangan didasarkan atas hati yang tulus ikhlas. Dalam mengisi kemerdekaan ini, melakukan program-program pembangunan, perbaikan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan secara tulus.
Jangan berpikir untuk mendapatkan hasil terlebih dahulu sebelum berbuat. Karena itu merupakan prilaku yang tidak baik. Jadi semangat pahlawan I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya yang tulus iklas berjuang patut untuk diwariisi.
Selain hal tersebut, juga nilai bertanggung jawabnya. Kendati telah diketahu bahwa persenjataan pasukan penjajah Belanda lebih lengkap dan modern, namun perjuangan mengusir penjajah dari Bali terus dilakukan. Karena jati diri dan rasa tanggung jawab yang tinggi, bahkan nyawa pun dikorbankan.
Di zaman kemerdekaan ini, apapun yang kita lakukan harus dilakukan dengan tulus iklas dan rasa tanggung jawab. Jadi banyak hikmah yang dapat dipetik, ditiru dari sosok pahlawan I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya. “Nilai-nilai ini adalah nilai yang universal, berkesinambungan dan tidak pernah mati maupun padam sampai kapanpun. Sepanjang peradaban kita sebagai manusia, sepanjang kita sebagai manusia melaksanakan tugas-tugas yang diamanatkan kepada kita, maka sepanjang itu juga nilai-nilai ini harus kita tanamkan, tumbuh kembangkan, kita semaikan, kita sebarkan kepada seluruh anak-anak kita nantinya,” tutup Suiasa. (Eka Adhiyasa/balipost)