TABANAN, BALIPOST.com – Tantangan generasi milenial saat ini bukan lagi merebut kemerdekaan dari penjajah. Tetapi bagaimana menyatukan perbedaan sehingga tetap menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa.

Karenanya, generasi muda diajak untuk mewarisi semangat pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai yang memimpin pasukan Ciung Wanara dan bertempur hingga titik darah penghabisan. Dalam peperangan melawan Belanda yang dikenal sebagai Perang Puputan Margarana ini, pahlawan yang gugur tidak melihat perbedaan, baik agama maupun ras tetapi bersatu padu melawan penjajah.

Baca juga:  20 Tahun Tak Teraliri, Tukad Mati di Desa Abang Banjir Lumpur Berbau Belerang

Semangat dan nilai luhur inilah yang diharapkan bisa diadopsi dan diterapkan generasi muda untuk mengisi pembangunan. Hal ini ditegaskan Gubernur Bali, Wayan Koster saat menjadi Instruktur Upacara Hari Peringatan Puputan Margarana ke-72 di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Selasa (20/11).

Menurutnya tema peringatan tahun ini yaitu “Gelorakan Semangat Puputan Margarana Demi Tegaknya Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika” adalah tema yang tepat untuk menjadi perhatian bagi generasi muda saat ini.

Baca juga:  PPKM Mikro Diperkuat, Kebangkitan Ekonomi Bali Berpotensi Tak Sesuai Target

Lewat tema ini, Koster mengajak seluruh karma Bali khususnya generasi muda untuk terus memupuk dan meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan jiwa dan semangat nilai-nilai kepahlawanan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali dengan visi, misi dan program pembangunan Bali. “Generasi muda tidak boleh meninggalkan negara yang sudah susah payah dijadikan negara yang merdeka oleh pahlawan kita. Pengorbanan mereka sangat besar,” tegasnya.

Karenanya untuk mengisi kemerdekaan ini, ia mengajak seluruh masyarakat Bali khususnya generasi muda untuk mewarisi jiwa dan semangat pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Untuk membangun Bali dengan visi dan misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali untuk mewujudkan karma Bali yang sejahtera, bahagia secara skala dan niskala menuju kehidupan masyarakat Bali yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam berkebudayaan. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Menkes : Gizi Buruk di Asmat Tak Hanya Soal Kesehatan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *