NEGARA, BALIPOST.com – Masyarakat Kelurahan Loloan Timur memiliki tradisi unik dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satunya tradisi mengarak Male.
Male merupakan hiasan dengan berbagai bentuk dan kreasi yang intinya berisi telur. Tradisi mengarak Male dengan diiringi kelompok musik Hadrah ini sudah berjalan bertahun-tahun di sekitar Kampung Loloan.
Selasa (20/11), saat puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H, masyarakat Loloan Timur kembali menggelar tradisi itu. Belasan bentuk Male diarak dari Loloan Timur menuju Masjid Baitul Qodim yang berjarak sekitar satu kilometer. Berbagai bentuk male dibuat mulai dari bonsai, buah, pajegan hingga bentuk sampan.
Dalam setiap male itu terdapat ratusan butir telur bahkan ada yang mencapai 500
telur. Setelah diarak dan sampai di Masjid, ratusan telur-telur itu akan dibagikan kepada masyarakat yang sudah memenuhi halaman Masjid.
Satu lagi tradisi menjelang pembagian telur, yakni pengguntingan rambut bayi. Warga yang memiliki bayi dan akan potong rambut, saat ini menjadi momen yang sangat tepat. Tak sedikit warga memotongkan rambut anaknya yang digendong.
Kepala Lingkungan Loloan Timur, Mustahidin mengatakan selain ngarak Male dan potong rambut bayi juga dilakukan prosesi tabur beras kuning bercampur dengan uang logam. Prosesi ini dikenal dengan Ambur Salim. Warga yang datang dari anak-anak hingga dewasa berebut mendapatkan uang logam yang ditaburkan itu.
Menurutnya tradisi ini berkaitan dengan upacara kelahiran atau biasa disebut tradisi Male. “Warga di sini, ketika mauludan melakukan potong rambut bayi yang dibawa sejak lahir. Ini sebagai simbol berakhirnya masa bayi. Hampir seluruh masyarakat di sekitar Loloan Timur yang mengikuti tradisi ini,” katanya. (Surya Dharma/balipost)