I Nengah Tamba. (BP/rin)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komisi III DPRD Bali mengusulkan dibangunnya jalan tol trans Bali-Nusa Tenggara (Nusra) kepada pemerintah pusat. Pembangunannya bisa dilakukan secara bertahap, misalkan dimulai dari Bali lalu berlanjut ke NTB dan NTT. Keberadaan tol dinilai penting, khususnya di Bali untuk memudahkan akses barang dan jasa, juga pariwisata.

“Kita ingin Komisi V DPR RI ikut membantu mendorong. Selama ini kan kita mengandalkan eksekutif, tidak pernah ada hasilnya sampai saat ini. Padahal sudah beberapa tahun kita bicara tentang tol,” ujar Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba dikonfirmasi, Rabu (21/11).

Baca juga:  Rampas Ponsel Warga Jepang, Junior Diadili

Menurut Tamba, tol yang semula diusulkan memang tol Gilimanuk-Denpasar. Kalau memang terlalu pendek dan tidak menarik, tol trans Bali-Nusa Tenggara bisa menjadi alternatif baru. “Ini memudahkan akses pariwisata, barang dan jasa, segala macam. Bisa dibangun bertahap sama kayak shortcut,” jelas Politisi Demokrat ini.

Di sisi lain, lanjut Tamba, Bali dikatakan jangan terlalu over confidence dengan perkembangan pariwisata saat ini. Apalagi, dukungan infrastruktur pendukung seperti tol dan bandara di Bali Utara belum juga terwujud hingga sekarang.

Baca juga:  Bangun Kewirausahaan Kuliner Lokal, Pengusaha dan Investor Dipertemukan

Sementara kompetitor terdekat yakni Banyuwangi sudah mulai menggeliat, bahkan memiliki lapangan terbang internasional sendiri. “Kalau tol ini tidak jadi-jadi, kita ambil alternatif Banyuwangi. Jangan ada perasaan malu, tapi saling mendukung, berkoordinasi dan bekerjasama. Wisatawan itu jatuh dulu di Banyuwangi, dan saya rasa tamunya pasti akan menanyakan Bali,” katanya.

Tamba menambahkan, wisatawan boleh tinggal 1-2 hari di Banyuwangi, setelah itu bisa digeser ke Bali. Khususnya ke Bali Barat atau Jembrana yang sejatinya banyak memiliki destinasi bagus.

Sebut saja, destinasi mangrove, Pulau Kalong, Pulau Burung, Taman Laut Nasional di Pulau Menjangan untuk diving, museum purbakala, jalak Bali yang eksotis, serta hutan lindung yang masih asli. Belum lagi atraksi budaya seperti makepung, jegog, dan ragam kuliner lawar klungah atau ayam betutu yang sudah mendunia. “Saya ingin mendorong Pemkab Jembrana untuk coba menjajagi kerjasama dengan Pemkab Banyuwangi. Kalau kita menunggu tol, terlalu lama. Coba kita mulai-lah kerjasama, negosiasi, apa yang bisa kita garap sekarang untuk bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Bupati Jembrana Anggarkan Perbaikan Tiap Tempat Melasti Rp 1 Miliar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *