MANGUPURA, BALIPOST.com – Memasuki era industri 4.0, persaingan ke depan akan semakin sulit. Sementara, Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama tentu harus terus melakukan pembenahan.
Dalam hal ini, menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, Ni Luh Made Wiratmi, pelayanan merupakan yang paling penting dalam sektor pariwisata ini. Untuk itu, kompetensi di bidang hospitality perlu terus ditingkatkan.
Ia menilai dalam menghadapi persaingan global, keahlian maupun kompetensi merupakan hal yang paling penting. Apabila keahlian maupun kompetensi tersebut sudah dimiliki, tentu tidak perlu takut untuk bersaing. “Salah satunya seperti front liners dan reception, untuk dapat bersaing, wajib terus meningkatkan skill kompetensi,” katanya saat press conference pemenang Receptionist of the year 2018, Kamis (22/11) di Movenpick Hotel.
Terkait tenaga kerja asing di Bali, pihaknya mengaku terus melakukan pengawasan. Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Bali memiliki sebanyak 23 pengawas tenaga kerja untuk mengawasi sebanyak 11.025 perusahaan yang wajib lapor ke Dinas Tenaga Kerja.
Menurut Wayan Sugita, Amd.Par. SS. Adivisor HFLA Bali yang juga sebagai Resident Manager The Magani Hotel & Spa, tantangan seorang receptionist kedepannya semakin kompleks dan harus diimbangi oleh skill dan knowledge yang mumpuni. Selain itu seorang receptionist hotel harus mempunyai attitude dan sikap yang baik dan ramah serta berbudaya. “Karena itulah peran HFLA Bali sebagai asosiasi yg mengayomi para front liners dan reception di Bali sangat penting melalui kegiatan salah satunya kompetisi receptionist of the year,” ujarnya.
Untuk tahun ini, Cyntha Poppy Sugianto dari Movenpick Resort & Spa Jimbaran berhasil dinobatkan sebagai Receptionist Of The Year 2018. Kompetisi ini, diikuti oleh 15 kontestan terbaik dari 5 chapter di Indonesia, yakni Jakarta, Bali, Bandung, Makasar, dan Yogyakarta. (Yudi Karnaedi/balipost)