Wisatawan saat melakukan aktivitas refting di Sungai Telaga Waja, Rendang. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Retribusi rafting di Sungai Telaga Waja disinyalir mengalami kebocoran. Atas kondisi itu, dewan meminta pemkab dalam hal ini Dinas Pariwisata segera mengecek terkait hai itu untuk memastikan ke lapangan apakah benar terjadi kebocoran atau tidak.

Anggota Komisi III DPRD Karangasem, I Wayan Sumerta  mengungkapkan, kebocoran retribusi rafting selama ini dinulai tinggi. Kondisi itu disinyalir telah terjadi sejak tahun lalu. Atas kondisi itu, Dari Dinas Pariwisata diminta supaya segera menindaklanjuti untuk menambah  pendapatan daerah.

“Kebocoran rafting sudah dari dulu. Mislnya, tamu yang datang melakukan rafting sebanyak 100 orang tapi dilaporkan cuma 50 orang, berarti yang 50 orang tak masuk (bocor),” ucap Sumerta.

Baca juga:  Di Buleleng, Retribusi Ini Jadi Temuan BPK

Ketua Komisi III, Gusti Agung Dwi Putra mengaku, kebocoran retribusi tinggi lantaran wisatawan yang melakukan rafting cukup tinggi. Perhari, wisatawan mancanegara dan domestik yang datang untuk rafting  mencapai  500-1.000 orang. Atas kondisi tersebut, pihaknya akan memanggil Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Karangasem terkait info adanya kebocoran retribusi raafting di Telaga Waja. Pemanggilan rencana akan dilakukan dalam waktu dekat untuk menanyakan terkait kebocoran itu apakah benar atau tidak.

Baca juga:  RSUD Karangasem Siapkan Tim Siaga Bencana

“Kita akan rencanakan rapat kerja. Kita minta penjelasan dimana kebocoran. Maasalah ini segera ditindaklanjuti, demi menambah pendapatn asli daerah,”kata Gung Dwi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, I Wayan Astika mengatakan, tidak ada kebocoran retribusi di rafting di Telaga Waja. Kata dia, untuk mencegah kebocoran retribusi itu pihaknya telah menempatkan petugas pungut disetiap perusahaan rafting.”Ada 12 petugas pungut di rafting,”kata Astika.

Saat ditanya jumlah pengunjung, retribusi rafting perhari, dan target retribusi tahun 2018, Wayan Astika  tidak bisa memaparkan  dengan alasan lupa. Astika hanya mengatakn retribusi wisdom yang rafting sebesar 15 ribu, dan mancanegara 30 ribu. Jelas dia, untuk memaksimalkan retribusi di sektor pariwisata, pada 2019 pihaknya berencana untuk membangun tiga pos pemunggut retribusi. Diharapkan dengan adanya pos itu, retribusi bisa lebih maksimal. “Kita akan usulkan pembuatan tiga pos jaga sekitar telaga waja, yakni di Rendang, Batusesa, dan Muncan. Pos ini diusulkan untk antisipasi kebocoran,”imbuh Astika. Untuk diketahui, tahun 2018 target PAD dari Dispar 8 milliar, baru terealisasi 2 milliar. (eka prananda/balipost)

Baca juga:  Rafting di Telaga Waja, Wisatawan India Meninggal Terseret Arus

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *