NEGARA, BALIPOST.com – Selain pengerjaan fisik yang molor, Pembangunan Kebun Raya (KR) Jagatnatha juga menghadapi permasalahan pada tanaman. Sejumlah bibit tanaman yang ditanam di sisi Timur Pura mati.
Berbagai bibit tanaman itu terlihat kering mati diduga akibat kepanasan. Padahal kebun raya ini belum beroperasi.
Dari pengamatan, pohon-pohon yang ditanam mati itu di antaranya Dysoxlyum cyrtobotryum Miq (Meliaceae). Pohon yang mati ini berada di deretan yang ditanam sejumlah pejabat pada November 2018.
Namun, meskipun di areal Kebun Raya, nampaknya hanya ditanam begitu saja. Tidak ada perawatan hingga faktanya beberapa bibit yang ditanam mati.
Sejatinya di masing-masing tanaman itu disertai papan informasi jenis pohon dan orang yang menanam. Sayangnya, semua tanaman yang mati itu tidak ada papan namanya.
Selain di sisi Timur Pura, beberapa tanaman lain yang berada di tengah median juga mengalami hal yang serupa. KR Jagatnatha yang berada di tengah kota ini rencananya akan diresmikan pada Desember mendatang atau akhir tahun ini.
Akan tetapi pengerjaan fisiknya hingga akhir bulan November ini belum selesai. Bahkan proyek senilai Rp 10.232.942.000 dari APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Bali sudah terlambat sebulan dari kontrak awal.
Sejumlah petugas dari Satker, Jumat (23/11) siang juga melakukan peninjauan lokasi proyek yang belum rampung itu. Namun saat hendak dikonfirmasi wartawan, para petugas berpakaian olahraga itu justru bungkam.
Ketika dikejar untuk mendapatkan informasi, justru masuk ke dalam mobil yang diparkir di depan kantor sekretariat KR Jagatnatha. Meskipun sudah di dalam mobil dalam kondisi mesin hidup, mobil tersebut tidak jalan. Sedangkan petugas lainnya, masih sibuk meminta tandatangan dari salah satu staf Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Jembrana.
Salah seorang pekerja yang mendampingi, Beny, juga enggan berkomentar terkait adanya kunjungan itu. Pihaknya menegaskan bahwa dirinya bukan penanggungjawab pelaksana proyek dan tidak ingin berbicara lebih jauh. Namun saat ditanya terkait tanaman yang mati itu, menurut Beny itu bukan menjadi pekerjaannya. “Bukan kami yang kerjakan,” terangnya singkat.
Sementara itu, Kepala Dinas LH Jembrana, I Ketut Karyadi Erawan dikonfirmasi terkait tanaman yang mati itu ditanam sebelum hujan. Memang rencananya pada 15 Desember ini dilakukan launching. Selaku penerima manfaat, diharapkan pengerjaan yang saat ini masih berlangsung bisa tuntas.
Sementara itu, dari pengamatan di lokasi beberapa pekerjaan masih dilakukan. Salah satunya pemasangan batu relief yang mengelilingi tembok penyengker Pura Jagatnatha. Dari keterangan pekerja asal Karangasem, mereka sengaja didatangkan untuk mengerjakan relief ini langsung di lokasi.
Sebelumnya memang dikerjakan di tempat lain dan tinggal menempel. Namun kini dipahat langsung di lokasi setelah batu menempel. Harapannya lebih cepat selesai. “Besok katanya datang tujuh orang lagi, untuk mempercepat,” kata salah satu pekerja. (Surya Dharma/balipost)