DENPASAR, BALIPOST.com – Pimpinan Kelompok Media Bali Post, Satria Naradha meraih Lifetime Achievement Award pada malam penganugerahan KPID Bali Awards 2018 di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Jumat (23/11) malam. Tahun ini, KPID Bali Awards 2018 mengangkat tema “Mencerdaskan Masyarakat Bali Melalui Penyiaran”.

Total ada 4 penghargaan untuk kategori radio, 7 penghargaan untuk kategori TV, dan lifetime achievement. Lifetime Achievement Award untuk pendiri Bali TV ini diserahkan langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster.

Satria Naradha mengatakan, KPID Bali Awards tidak hanya sekedar memberikan semangat bagi Bali khususnya TV dan penyiaran lokal. Tapi juga bagi seluruh TV lokal di Indonesia. Kelompok Media Bali Post akan tetap menjadi pengemban pengamal Pancasila. “Tetap semangat untuk mengabdikan dirinya bagi bangsa dan negara lewat penyiaran. Tidak saja sekedar mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi menjaga Negara Kesatuan RI,” ujarnya.

Baca juga:  Zona Merah Ini Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Terbanyak

Bali TV sendiri memenangi kategori program acara hiburan seni dan budaya lewat Samatra Artis Bali. Pada beberapa kategori, program-program televisi lokal pertama di Bali ini juga masuk sebagai nominasi. Sebut saja, program Seputar Bali dalam katagori program acara berita TV, dan Talk show Merah Putih “Kisruh PPDB” dalam kategori program acara talk show TV.

Ketua KPID Bali I Made Sunarsa mengatakan, kuantitas lembaga penyiaran kini semakin bertambah. Terbukti dengan banyaknya kanal-kanal yang diperebutkan untuk peluang usaha frekuensi baru.

Karya-karya yang disetor juga jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun lalu, sehingga membuat para juri terkejut. Apalagi, kuantitas ini juga dibarengi dengan peningkatan kualitas. “Juri terkejut dan susah untuk menilai karena yang sekarang adalah yang terbaik. Kalau misalkan kualitas dari sisi pandangan dan aduan masyarakat, masih di kisaran konten lokal sejatinya,” ujarnya.

Baca juga:  Angka Pengangguran Bali Terendah se-Indonesia

Namun, Sunarsa melihat lembaga penyiaran di tahun 2018 ini sudah menambah persentase konten lokal. Termasuk mulai menggeser penayangan konten lokal dari jam-jam “hantu”, menjadi diatas pukul 05.00 pagi.

Pun sudah mulai berkreativitas membentuk konten-konten lokal. “Saya kira sudah semakin baik,” jelasnya.

Terkait penilaian, Sunarsa mengatakan ada kriteria tersendiri di masing-masing katagori. Pada intinya, konten tidak melanggar aturan, orisinal, serta bermuatan lokal dan budaya Bali.

Juri-juri yang dilibatkan ada dari unsur perfilman, Ketua PHDI, Ketua PWI, akademisi, hingga pemerhati.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, lembaga penyiaran mempunyai peran strategis untuk turut memberikan pendidikan moral kepada masyarakat ditengah membangun karakter bangsa. Lembaga penyiaran diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan.

Baca juga:  Desa Adat Bisa Terapkan Karantina Wilayah, Ini Syaratnya

Tapi juga memperhatikan muatan pendidikan moral yang disampaikan kepada publik, karena penyiaran memiliki pengaruh besar. “Penyelenggaraan penyiaran dan program siaran yang berkualitas semakin dibutuhkan dalam upaya memberikan pelajaran positif bagi masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Koster menambahkan, lembaga penyiaran harus mampu memberikan sebuah informasi yang proporsional, inovatif, edukatif, serta menghibur. Selain itu, menjaga idealisme dan profesionalisme untuk menciptakan tayangan siaran yang berkualitas.

KPID Bali diharapkan bisa mengawal dan mengawasi seluruh lembaga penyiaran yang ada di Bali. “Buat pemenang, pertama, selamat, dan terus berkarya, meningkatkan kualitas karyanya. Kemudian bagi yang belum harus lebih giat lagi untuk berkarya supaya bisa meraih prestasi yang gemilang,” katanya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *