BANYUWANGI, BALIPOST.com – Hujan lebat yang mengguyur Banyuwangi, Minggu (25/11) malam, memicu musibah. Dinding sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nahdlatuth Thullaab di Desa Segobang, Kecamatan Licin jebol, Senin (26/11). Akibatnya, aktivitas belajar mengajar lumpuh.
Jebolnya dinding kelas ini baru diketahui oleh para guru, Senin pagi. Kala itu, sejumlah guru tiba di sekolah. Betapa terkejutnya, dinding kelas sudah menganga. Terbenam lumpur, bahkan masuk ke ruangan kelas. “Kejadiannya mungkin malam, hujan deras mulai Minggu siang. Di belakang ini kan sungai dan di atasnya persawahan, jadi longsor lumpurnya ikut masuk,” kata Dikri, Kepala MI Nahdlatuth Thullaab.
Karena kondisi kelas rusak parah, para siswa terpaksa libur. Bersama para guru, mereka diajak bekerja bakti membersihkan material lumpur yang menggenangi ruangan kelas. Warga juga ikut membantu. Dinding ruangan yang jebol biasanya digunakan belajar mengajar siswa kelas I. Lokasinya, persis bersebelahan dengan persawahan.
Menurut Dikri, hanya dinding kelas yang jebol. Fasilitas sekolah lainnya masih utuh. Namun, beberapa terendam lumpur. Karena kelasnya rusak, proses belajar mengajar bagi siswa kelas I akan dialihkan ke mushola. “ Sementara kita alihkan ke mushola, sambil menunggu perbaikan,” jelasnya. Selain merusak bangunan sekolah, banjir lumpur menggenangi ruangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) setempat. Letaknya, persis di samping bangunan sekolah yang jebol.
Camat Licin, Hartono mengatakan, ada lima desa di wilayahnya yang terdampak banjir lumpur dan longsor. Masing-masing, Desa Jelun, Kluncing, Tamansari, Banjar dan Gumuk. Banjir juga menggerus salah satu bahu jalan. Dua motor warga hanyur terbawa sungai. “ Kerusakan lain masih kami data. Khusus jalur pendakian ke Ijen tak terganggu,” katanya.
Selain menjebol dinding sekolah, banjir juga merendam puluhan rumah di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh,Banyuwangi, Minggu malam. Tak ada korban jiwa dalam musibah ini. Puluhan rumah terendam setelah jembatan Garit yang dialiri Sungai Badeng meluap. Hujan mengguyur kota Banyuwangi sejak Minggu siang hingga malam. Akibatnya, aliran sungai dari lereng Gunung Raung membawa material yang menyumbat jembatan.
Air meluap dan menggenangi rumah warga. “Kami masih pantau terus kondisi aliran Sungai Badeng. Alat berat disiagakan terus di titik rawan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Fajar Suasana. (budi wiryanto/balipost)