Dirut BTN, Maryono. (BP/son)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kebutuhan untuk memiliki rumah yang layak huni merupakan salah satu hak dasar manusia. Tak heran jika pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla memasukkan sektor perumahan dalam prioritas kerjanya.

“Sejak dicanangkan 29 April 2015, sampai saat ini pemerintah telah berhasil mendongkrak pembangunan rumah yang sangat signifikan,” kata Dirut BTN Maryono saat media gathering BTN di Jakarta, Jumat (30/11).

Pada 2015, kata Maryono, Program Sejuta Rumah berhasil direalisasikan sebanyak 669.770 unit, tahun 2016 naik menjadi 805.169 unit dan‎ pada 2017 terealisasi 904.758 unit. Tahun ini angka realisasi Program Sejuta Rumah juga diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. “Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN mulai tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp 242,918 triliun,” ungkap Maryono.

Baca juga:  Perluas Inklusi Keuangan di 2024, Lintas Sektoral Perkuat Adopsi Fintech

Ia menambahkan jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp 106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp 136,395 triliun.

Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat. Maryono mengatakan, jika pada tahun 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp 52,452 triliun, maka tahun 2016 penyaluran KPR mengalami kenaikan signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp 63,995 triliun.

Baca juga:  Ingin Berinvestasi Properti? Baca Dulu 5 Tips Ini

Kemudian, angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp 71,538 triliun. Untuk tahun ini, BTN optimistis penyaluran KPR bisa tembus 750.000 unit. Hingga akhir September 2018 KPR yang sudah disalurkan sebanyak 574.444 unit senilai Rp 54,933 triliun.

Selain bisa mengurangi backlog perumahan, Maryono mengatakan, Program Sejuta Rumah juga telah membuat ekonomi rakyat terus menggeliat. Lihat saja ketika dibangun perumahan di kawasan tertentu, ekonomi di daerah tersebut pun bertumbuh, mulai dari kenaikan harga tanah, bermunculannya sentra ekonomi seperti pasar tradisional dan pasar malam hingga menjamurnya dagangan kuliner di komplek perumahan tersebut.

Baca juga:  Hadirkan Dua Varian Terbaru, Wuling Optimis Rebut Pasar MPV di Bali

Belum lagi bisnis material bangunan yang banyak permintaan dari para konsumen yang ingin merenovasi rumahnya menjadi lebih cantik. “Jika investasi properti meningkat, kebutuhan rumah masyarakat terpenuhi. Setidaknya 170 industri turunan lainnya ikut terdongkrak dan banyak lapangan pekerjaan tersedia, yang pada akhirnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Maryono.

Menurut Maryono, berkah Program Sejuta Rumah juga dirasakan BTN dari peningkatan kinerja yang sangat signifikan. Jika pada tahun 2015 laba bersih perseroan hanya Rp 1,85 triliun, maka di 2016 melonjak menjadi Rp 2,619 triliun dan pada akhir tahun 2017 kembali tumbuh menjadi Rp 3,027 triliun. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *