NEGARA, BALIPOST.com – Selain memiliki satwa endemis burung Curik Bali, di Bali Barat tepatnya di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan juga terdapat pembibitan ternak unggul khusus Sapi Bali. Di lahan seluas 102 hektar perkebunan Pulukan, ribuan Sapi Bali dilestarikan dan dimuliabiakan menjadi salah satu ternak unggulan di Indonesia.
Seperti diketahui, Sapi Bali merupakan plasma nutfah nasional yang saat ini penyebarannya hingga ke pulau-pulau lain di Indonesia. Ribuan Sapi Bali unggulan, baik jantan maupun betina berbagai usia dipelihara secara profesional.
Mulai dari pemilihan pakan hingga pemeliharaan kesehatan dilakukan dengan sangat teratur. Tak heran bila terlihat banyak sapi jantan yang beratnya mencapai 400 kilogram.
Breeding Center Pulukan, Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Denpasar ini berada langsung dibawah Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI. Awal didirikan balai pembibitan Sapi Bali tahun 1977 hanya untuk pemeliharaan sapi unggul saja.
Sempat diserahkan ke Provinsi Bali menjadi Instalasi Populasi Dasar (IPD) sebagai plasma-plasma di pedesaan. Namun sejak 2007, sesuai Permentan nomor 13/Permentan/OT-1402/2007 resmi menjadi BPTU Sapi Bali. “Fungsi utama disini pemeliharaan dan pengembangan sapi Bali. Termasuk pemuliaan dan pelestarian sebagai plasma nutfah nasional,” ujar Kepala BPTU HPT Denpasar, Jack Pujianto melalui Koordinator Medik, Ni Wayan Patmawati.
Sejatinya selain di Pangyangan, juga ada lokasi pemeliharaan di Desa Anamina, Kecamatan Manggalewa, Kabupaten Dompu, NTB seluas 500 hektar. Namun, yang paling banyak jumlahnya ada di Pangyangan yakni mencapai 1047 ekor sapi Bali.
Patmawati memaparkan bahwa selain pemeliharaan Sapi Bali, BPTU-HPT juga mengembangkan hijauan pakan ternak. Di lahan seluas ratusan hektar itu lebih banyak merupakan padang pengembalaan untuk sapi-sapi berkoloni.
Dengan pagar besi pembatas yang mengelilingi lahan pengembalaan yang cukup luas itu. Prosentase jumlah bangunan dibawah 10 persen dari total luas lahan pengembalaan.
Selain untuk pengembalaan, seluas 30 hektar lahan khusus digunakan untuk kebun bibit pakan ternak sapi. Mulai dari berbagai jenis rumput pakan, hingga Legume seperti Gamal, Desdmodium, Indigofera hingga Lamtoro. “Semua itu untuk pakan Sapi. Setiap hari untuk kita membutuhkan lebih dari dua truk rumput Gajah saja,” tambah Patmawati.
Belum untuk pakan lainnya yang memang disediakan khusus. Untuk pakan, menurutnya, juga ada takarannya.
Satu ekor sapi, diberikan pakan seberat 30 persen dari total berat sapi itu. Begitu dengan pengawasan kesehatan menurutnya dilakukan sangat ketat.
Sehingga tak semua kendaraan yang bisa lalu lalang melintasi jalan utama lahan penggembalaan. Selain pemeliharaan, BPTU HPT juga memberikan pelayanan peyediaan bibit Ternak Sapi Bali, bibit hijauan Pakan Ternak serta bimbingan teknis (bimtek) terkait pemeliharaan sapi Bali.
Sekedar diketahui, penyebaran bibit Sapi Bali merata di beberapa pulau besar Nusantara. Seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. (Surya Dharma/balipost)