GIANYAR, BALIPOST.com – Kegiatan lomba senam “line dance” yang digelar Pemda Gianyar di Wantilan Pura Bukit Bitra Kelurahan Bitra Kecamatan Gianyar, pada Rabu, (5/12) digegerkan peristiwa kerauhan dan pingsan para peserta lomba. Menariknya, grup senam yang pesertanya kerauhan usai pentas itu justru mendapatkan juara III pada lomba senam lintas OPD di Kabupaten Gianyar ini.
Salah satu peserta dari grup gabungan RS Sanjiwani-Dinas Ketenagakerjaan-Dinas Pariwisata, Made Sulasmi menceritakan, awalnya dalam pementasan grup mereka tampil memukau membawakan tarian. Bahkan penampilan tersebur banyak mendapat sambutan antusias dari para penonton. “Jadi pas tampil memang bisa seperti biasa, tidak ada kecurigaan,” jelasnya.
Namun usai pentas, grup ini ke belakang panggung. Tanpa diduga seorang peserta meloncat-loncat. Sulasmi pun terkejut melihat aksi temannya, ia bahkan berupaya menangkap peserta itu. “Ia meloncat-loncat sambil menari. Saya sempat memegangnya tapi lepas, ” ungkapnya.
Dikatakan, selama kerauhan itu, peserta juga berteriak mengatakan kekurangan kopi. “Dia bilang kurang kopi ini, lantas diberikan kopi oleh pemangku setempat, dan dia mau pulih,” ujarnya.
Akibat kejadian itu situasi di belakang panggung pun sempat geger. Namun di depan panggung, peserta lainnya tetap melanjutkan pentas. Tak berselang lama, peserta yang kesurupan itu membaik.
Informasi yang berhasil dikumpulkan menyebutkan insiden peserta kerauhan ternyata tidak hanya sekali. Hal serupa juga terjadi sehari sebelum pentas, yakni saat gladi pada Selasa (4/12).
Kala itu, para peserta melakukan gladi di seputaran pura tersebut. Tanpa diduga di tengah gladi, salah seorang peserta kerauhan.
Dalam suasana kerauhan itu, peserta ini berteriak meminta aturan segehan. Pemangku setempat pun langsung memenuhi permintaan itu, hingga peserta yang kerauhan bisa kembali pulih.
Istri sekda Gianyar, Dwikorawati Wisnu Wijaya sebagai panitia kegiatan mengaku tidak berani komentar terkait kerauhan itu. “Yang kerauhan saya tidak berani bilang, bisa karena tegang atau apa, karena saat tampil dia biasa saja, bahkan penampilannya bagus, mungkin terharu hingga dibelakang nangis,” katanya ditemui usai pementasan.
Diakui, sebelumnya ia sendiri sudah berkoordinasi dengan pemangku setempat, apalagi sehari sebelumnya juga terjadi kerauhan. Sejumlah sarana juga sudah diaturkan, namun insiden kerauhan tetap terjadi. “Saya bilang sama Jero mangku terkait kegiatan, lalu kan saya diimbau bawa persiapan ini dan ini. Oh sudah, seharusnya tidak jadi masalah, tetapi ini kayaknya psikologi menurut saya seperti itu,” katanya.
Selain kerauhan juga ada peserta yang pingsan. Diketahui peserta yang pingsan tersebut memang awalnya sakit, namun tetap memaksakan untuk ikut pentas ini. “Kemarin sudah ke dokter tetapi yang bersangkutan bersikeras untuk ikut padahal sudah ada cadangan juga di grup itu, karena dia merasa mampu dan kuat akhirnya ikut,” katanya.
Namun setelah pementasan kondisinya malah melemah, lantas langsung dibawa ke rumah sakit sanjiwani. “Tadi saya sudah telepon ke rumah sakit, kata dokter sudah sadar, saya tanya kenapa bisa begitu, kata dokter hanya karena kecapekan bukan karena apa, ” katanya.
Disinggung terkait pemilihan lokasi, Ia mengaku awalnya memang berencana memilih lokasi line dance di Balai Budaya Gianyar. Tetapi karena di sana karpetnya tidak bisa lepas dan sudah permanen akhirnya dibatalkan. “Menari ini kan pakai highheels, kalau menari begini di atas karpet kan takut jatuh, ya kita minta di sini (Wantilan Pura Bukit Bitra, red) tempatnya juga agak luas,” katanya.
Dwikorawati juga menerangkan bahwa kegiatan ini digelar serangkaianan Hari Ibu ke-90 di Kabupaten Gianyar. Lomba line dance ini terselenggara atas kerjasama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Gianyar dengan DWP Kabupaten Gianyar.
Line dance merupakan salah satu bentuk olahraga yang dipadukan dengan sentuhan koreografi gerakan tari. Line dance memiliki gerakan berupa langkah-langkah yang membuat kita aktif secara fisik, emosi dan mental.
Kegiatan line dance memiliki manfaat dalam meningkatkan daya ingat dan memperkuat daya konsentrasi. Selain untuk kesehatan, line juga dapat meningkatkan rasa percaya diri, kebersamaan dan sebagai aarana social untuk memperluas pergaulan. “Line dance tentunya sangat bermanfaat bagi ibu-ibu. Pemkab Gianyar akan selalu menyiapkan media agar bisa menumbuh kembangkan kreatifitas kepercayaan diri sehingga bisa tampil,“ tegasnya.
Hal senada juga disampaikan ketua panitia lomba Ka. DP3AP2KB Kabupaten Gianyar Cokorda Gede Bagus Lesmana Trisnu. Tujuan dari lomba ini adalah untuk meningkatkan partisipasi ibu-ibu dan peran seta masyarakat dalam pembangunan guna terwujudnya kesetaraan gender. Karena line dance ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan, daya ingat, meningkatkan konsentrasi dan yang terpenting adalah untu menjaga kebugaran tubuh. (Manik Astajaya/balipost)