NEGARA, BALIPOST.com – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jembrana Rabu (28/11) dini hari lalu, membuat tembok pagar SDN 1 Loloan Timur, Kecamatan Jembrana jebol. Selain itu buku-buku pelajaran, berkas-berkas administrasi penting yang baru saja selesai diperiksa oleh tim akreditasi serta perlengkapan alat tulis juga komputer semuanya basah karena terendam banjir.
Sehingga pihak sekolah sejak Sabtu (1/12) lalu berusaha mengeringkan buku-buku dan berkas-berkas tersebut dengan menjemur di halaman sekolah dan juga dengan cara disetrika. Tumpukan berkas yang cukup tebal menurut beberapa guru juga cukup sulit mengeringkannya karena sering terjadi hujan dan sinar matahari jarang terik.
Kepala Sekolah SDN 1 Loloan Timur Ali Fauzi dikonfirmasi Rabu (5/12) membenarkan sekolahnya sempat kebanjiran. Bahkan air saat itu menggenangi sekolah mencapai sepaha.
“Airnya besar di luar ruangan/ halaman sekolah karena sungai lebar 2 meter memang membentang di tengah halaman sekolah. Airnya meluap dan sangat besar,” kata Ali Fauzi.
Akibat banjir tersebut tembok sekolah jebol sepanjang 50 meter. Selain itu tembok tersebut juga sudah lama dan rapuh. Air sempat menggenangi semua ruangan kelas, ruangan administrasi/TU dan kepala sekolah.
“Kami tidak sempat menyelamatkan semuanya karena sejak dulu tumben terjadi banjir sebesar ini. Jadi ya terendam semua,” katanya.
Berkas-berkas administrasi tersebut katanya memang saat itu ditaruh dibawah dan belum sempat disusun karena baru selesai pemeriksaan. “Karena setelah selesai pemeriksaan itu harus menunggu waktu dua minggu baru disimpan lagi. Ini belum ada seminggu sekolah kami sudah diterjang banjir,” jelasnya.
Banjir yang menggenangi sekolah juga penuh dengan lumpur sehingga pihaknya juga perlu waktu untuk bersih-bersih. Diakui memang di sungai/kali yang membentang dari utara ke selatan dan melalui halaman sekolah itu sering penuh dengan sampah. Pihaknya tidak tahu apakah banjir akibat sungai/kali tersumbat sampah dan terjadi penyempitan atau karena volume air hujan terlalu besar. “Kami prihatin dengan sungai ini yang sering penuh dengan sampah. Bahkan penjaga sekolah kerap kewalahan membersihkan sampah di sungai,” katanya.
Dulu pernah dipasang bambu sebagai penjaring sampah di utara sekolah namun ada warga yang protes dan membuka bambu yang dipasang di sungai sehingga tidak melalui sungai di halaman sekolah. Namun karena agar tidak terjadi masalah akhirnya dibiarkan.” Kini bambu sebagai penahan sampah dipasang di aliran sungai dekat sawah karena subak sering protes karena sampah kerap masuk ke sawah,” tambah seorang wali murid.
Sementara itu SDN 1 Loloan Timur yang ada di perkotaan tampak banyak kerusakan. Tembok-tembok sekolah juga mulai keropos. Bahkan ruangan kelas 1 dan 2 juga ruangan UKS yang ada di ujung barat rusak parah dan jebol sejak 2016 lalu. Sehingga siswa dipindahkan ke ruangam lain. Demikian juga satu ruangan UKS jadi satu dengan perpustakaan dan TU.
“Kuda-kudanya patah dan akhirnya jebol semua. Sampai saat ini belum ada perbaikan padahal sudah pernah ditinjau Bupati Artha 2017 lalu dan diminta untuk diperbaiki. Namun malah kini perkembangannya minta dihapuskan,” tandas Ali Fauzi. (kmb/balipost)