Suasana sales mission yang digelar di Tiongkok. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sales mission atau misi penjualan ke Tiongkok yang dilakukan GIPI Bali dan Garuda Indonesia berlangsung sukses. GIPI Bali bahkan mengklaim segenap agen Tiongkok menyambut baik upaya tersebut.

Sales mission utamanya menyasar Shanghai dan Beijing pada 3-5 Desember, dalam rangkaian acara yang berlangsung sejak 1 hingga 7 Desember. Acara ini juga melibatkan perwakilan dari Kemenpar RI Ngurah Putra, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali A.A. Gede Yuniartha Putra, Konjen RI untuk Shanghai Siti Nugraha Mauludiah, Koordinator Bidang Sosial Budaya Kedutaan Besar RI untuk Beijing, Ketua ASITA Bali Ketut Ardana, dan Ketua PATA I.B. Sidharta Putra.

“Acara ini dilaksanakan untuk mempromosikan Bali dan meningkatkan kunjungan wisatawan Tiongkok ke pulau dewata dengan memperkenalkan perusahaan whitelist yang bisa mengakomodir wisatawan dengan sangat baik,” ujar Ketua GIPI Bali, I.B. Agung Partha Adnyana dalam rilisnya, Kamis (6/12).

Baca juga:  Cegah Budaya Bali Sirna, Pergub "One Island Management" akan Dibuat

Menurut Partha, perusahaan yang termasuk dalam jajaran whitelist adalah perusahaan yang telah bersertifikasi dan mengutamakan keamanan serta kenyamanan wisatawan. Keamanan merupakan pengalaman yang sangat penting bagi wisatawan ketika berkunjung ke Bali.

Terutama saat mereka menggunakan fasilitas pariwisata yang aman dan terstandarisasi. “Pengalaman wisata juga menjadi lebih autentik dan nyaman karena wisatawan bisa menikmati destinasi dengan seutuhnya tanpa shopping tour setiap hari (zero tour fee, red),” jelasnya.

Perusahaan whitelist, lanjut Partha, merupakan bagian dari pembenahan destinasi pariwisata yang digagasnya dengan mengajak seluruh stakeholder di GIPI untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pembenahan secara menyeluruh dan akan mulai diumumkan April 2019.

Untuk saat ini daftar whitelist bisa dilihat di website Bali Tourism Board. “Whitelist ini sangat disambut baik dan didukung penuh oleh Konjen Tiongkok di Bali melalui surat permohonan kepada Bali Tourism Board (GIPI, red) untuk memberikan nama perusahaan yang telah menjadi whitelist dan terstandarisasi,” imbuhnya.

Baca juga:  Ratusan Penekun Meriahkan "Santrian Yoga Festival 2019"

Partha menambahkan, sales mission tidak hanya menginformasikan perusahaan whitelist kepada agen pariwisata terakreditasi Tiongkok. Tapi acara yang menghadirkan 32 perusahaan industri pariwisata ini juga membawa serta perwakilan The Bali Bible serta menyampaikan Best Tourism Festival 2019 untuk menunjang promosi pariwisata Bali.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan keterlibatan Pemprov dalam sales mission merupakan bentuk keseriusan untuk menata secara menyeluruh penyelenggaraan kepariwisataan yang ada di Bali. Terlebih setelah dilakukan penutupan toko-toko jaringan mafia Tiongkok yang melakukan pelanggaran di Bali.

“Semua pihak yang ikut dalam penyelenggaraan Pariwisata Bali harus mengikuti aturan hukum serta kebijakan yang berlaku di Bali dengan disiplin, tertib, dan bertanggung jawab untuk menjaga citra Pariwisata Bali dan Indonesia,” ujar pria yang akrab disapa Cok Ace ini.

Baca juga:  Tak Lagi Diusung PDIP di Pilgub Bali, Begini Kata Cok Ace

Menurut Cok Ace, kebijakan menutup toko jaringan mafia Tiongkok beberapa waktu lalu tidak untuk mengganggu hubungan dan kerjasama antar dua negara yang selama ini telah berjalan dengan baik. Sebab, penutupan hanya dilakukan pada usaha yang melakukan praktek tidak sehat dan melanggar peraturan hukum serta merusak citra pariwisata Bali.

“Kebijakan ini sangat penting dilakukan terhadap pengusaha yang ilegal agar mereka tidak mempunyai tempat untuk melakukan aktivitas usahanya. Jangan sampai pengusaha yang ilegal seperti itu semakin bertambah di Bali, karena akan memperburuk dan merusak citra pariwisata Bali,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *