Siswa SMP SLBN 1 Badung mengikuti UN. (BP/dok)

Oleh I Kadek Darsika Aryanta

Pada era sekarang ini, sebagian besar siswa beranggapan bahwa sekolah adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, sehingga sekolah kadangkala tidak menjadi hal yang utama bagi mereka. Terbukti dari banyaknya siswa yang tidak ikut pelajaran di kelas, melanggar peraturan dan cenderung siswa tersebut tidak ingin ke sekolah.

Fenomena yang terjadi sekarang adalah waktu sekolah dihabiskan sia-sia oleh siswa. Keberadaan sekolah bagi siswa tidak memberikan makna positif bagi mereka. Banyak waktu yang terbuang di sekolah, sia-sia dan tak bermakna.

Toh juga akan lulus itulah anggapan mereka. Anggapan inilah yang menyebabkan tidak adanya usaha sungguh-sungguh dari siswa dalam bersekolah. Sekolah sekarang ini ibarat mesin yang terpatok pada jam belajar dan waktu istirahat. Kekakuan waktu ini merenggut kebebasan berkreativitas dan identitas diri siswa untuk lebih belajar yang menyenangkan.

Hadirnya Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa-nya merupakan reaksi ketidakpuasan atas pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang menitikberatkan pada pendekatan perintah, sanksi, dan ketertiban semata. Konten  kurikulumnya disatroni kaum imperialisme dengan muatan politis sehingga pendidikan tersebut tidak sesuai dan tidak senapas dengan nilai budaya masyarakat budaya timur. Konsep joyfull learning atau pembelajaran yang menyenangkan diperkenalkan di sini dengan menyuguhkan konsep belajar bermakna sehingga timbul kesungguhan dalam meniti cita-cita siswa.

Untuk mengembalikan marwah taman siswa di era milenial adalah dengan menggelorakan kembali gerakan sekolah menyenangkan. Gerakan ini merupakan gerakan yang dapat membuat siswa untuk betah di sekolah dan dapat mengembangkan seluruh kompetensi dan potensi yang ada dari mereka untuk terus ditumbuhkan. Gerakan sekolah menyenangkan ini dapat mengubah sekolah tersebut bukan sebagai tempat untuk membuat stres bagi siswa tetapi bagaimana sekolah tersebut mampu menjadi taman bermain.

Baca juga:  Gagal Lindungi Siswa dari COVID-19, Guru di Prancis Mogok Kerja

Pembelajaran di sekolah yang menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode. Seperti dengan meningkatkan seluruh potensi yang ada kerja sama antara stakeholder yang ada antara guru siswa dan masyarakat. Pembelajaran yang menyenangkan ini tentu akan memberikan dampak positif kepada siswa dan juga masyarakat sehingga ke depannya nanti sekolah tersebut akan dirindukan oleh siswa. Pembelajaran yang terus dirindukan oleh siswa ini tentu saja mampu meningkatkan kredibilitas sekolah tersebut untuk terus berbenah menjadi sekolah yang lebih berkualitas. Kegiatan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah peningkatan kualitas profesional guru dalam pembelajaran di kelas diharapkan tidak terlalu monoton. Konten pembelajaran tersebut diharapkan lebih kontekstual mampu meningkatkan kreativitas siswa.

Keberadaan guru menjadi salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar.

Untuk itu, guru harus memiliki keterampilan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru tidak hanya di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Terkadang siswa dapat diajak untuk bermain di dalam kelas ataupun di luar kelas. Biasanya permainan ini hanya diajarkan dalam mata pelajaran olahraga. Namun, agar siswa merasa senang dalam belajar, pelajaran-pelajaran yang lain juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode permainan. Melalui media yang ada di lingkungan sekolah ataupun di rumah guru dapat memanfaatkan dan memberikan pembelajaran yang variatif agar siswa tidak bosan dengan apa yang kita ajarkan.

Untuk mendukung gerakan sekolah menyenangkan, sekolah diharapkan mampu bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Akulturasi antara sekolah dan masyarakat bisa menjadi lebih menyatu dengan memberikan suatu kegiatan ataupun memberikan ruang kepada masyarakat untuk masuk ke sekolah. Ruang yang dimaksud adalah masyarakat yang mampu memberikan inspirasi ke sistem yang ada di sekolah sehingga tidak terkesan sekolah dan masyarakat menjadi terpisah. Adanya akulturasi ini tentu saja memberikan pemahaman kepada siswa mengenai kearifan lokal dan budaya yang ada di masyarakat bisa lebih diperkenalkan secara dini melalui sekolah.

Baca juga:  Gianyar Mulai Terapkan PTM 100 Persen

Salah satu hal yang harus dilakukan untuk menjadi sekolah yang menyenangkan adalah melatih siswa untuk selalu berperilaku jujur. Perilaku jujur ini harus dipupuk sejak dini oleh sekolah sehingga ke depannya siswa-siswa tersebut akan memiliki karakter jujur yang sangat diperlukan dalam kehidupan sekarang. Untuk melatih kejujuran siswa bisa dilakukan dengan cara membuat kantin kejujuran ataupun tidak menyontek di dalam kelas. Sikap ini perlu dikembangkan sehingga siswa terbiasa untuk melakukan sikap jujur.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk mendorong gerakan sekolah menyenangkan adalah dengan melakukan ajang kreativitas yang bertumpu pada minat dan bakat siswa. Selama ini, yang terjadi adalah kreativitas siswa tersebut sangat dibatasi. Sekolah cenderung memaksakan siswa untuk memahami kompetensi yang ada dengan mengesampingkan bakat dan minat siswa.

Sekolah supaya terjadi pembelajaran menyenangkan dapat mengakomodir aktivitas siswa tersebut melalui penyaluran bakat dan minat misalkan dengan mengerjakan tugas fisika melalui kesenian ataupun tugas kesenian melalui permainan dan pembelajaran yang lebih kontekstual di alam. Penyaluran kreativitas ini tentu dapat menjadi suatu motivasi bagi siswa untuk terus belajar dan bagaimana mereka mampu menyalurkan bakatnya ke dalam suatu konteks pembelajaran sehingga hal apa pun yang terjadi, siswa tersebut akan senang untuk belajar.

Sebenarnya, pembelajaran yang menyenangkan atau gerakan sekolah menyenangkan sudah pernah dirintis oleh beberapa sekolah di Indonesia seperti konsep Sekolah Alam yang sudah ada di berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Timur namun keberadaan sekolah alam ini belum begitu banyak dilirik oleh pemerintah.

Baca juga:  Menjaga Magnet Pesta Demokrasi

Padahal, konsep Sekolah Alam sangatlah penting bagi kita bagaimana siswa dapat menyatu dengan alam mampu belajar dari alam dan juga akan mampu menghargai alam. Pada sekolah alam, siswa diajak untuk terus beraktivitas, terus belajar melalui alam. Konsep sekolah alam dapat diterapkan di sekolah masing-masing namun untuk sekolah yang memiliki lahan sempit pelaksanaan sekolah alam ini bisa bekerja sama dengan pertanian terdekat ataupun di masyarakat terdekat. Alam yang dimaksud tidak hanya hutan ataupun tumbuhan, tetapi bagaimana lingkungan sekitar mampu menjadikan sekolah sebagai center of excellent yang ada di sekolah untuk mengimbas hal-hal baik yang ada di sekolah.

Gerakan sekolah menyenangkan bisa dijadikan sebagai suatu alternatif dalam membangun pendidikan abad ke-21 di Indonesia. Pembelajaran yang kontekstual dan juga menyenangkan akan memberikan afirmasi positif kepada siswa sehingga mampu menciptakan kecintaan, kerinduan, dan juga rasa senang kepada siswa untuk belajar di sekolah.

Dengan senang belajar di sekolah maka, tentu saja guru menjadi lebih mudah untuk memberikan ataupun mengajak siswa untuk belajar lebih banyak. Perasaan senang akan dapat meningkatkan pemahaman siswa mempermudah transfer pengetahuan dan juga mengefisiensikan energi siswa menuju arah yang positif sehingga kompetensi mereka bisa menjadi lebih baik. Kita harapkan generasi emas Indonesia akan menjadi tumbuh menjadi generasi yang ceria tidak menjadi generasi yang stres dan juga generasi yang benar-benar mampu membangun Indonesia secara lebih holistik.

Penulis, Guru Fisika SMAN Bali Mandara

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *