DENPASAR, BALIPOST.com – Rumah tertimbun longsor di Sukawati milik I Made Oktora Dwi Palguna (30) sempat disuruh menjual. Saran itu disampaikan Komang Sumiarna, kakek sepupu dari korban.
Karena ia melihat lokasi rumah Ade, panggilan akrab korban berada di pinggir sungai. Di bawah rumah Ade ada beji (tempat pemandian suci) dan pura. “Saya ndak setuju waktu Ade beli rumah di situ. Saya sudah suruh jual. Bahkan saya menakut-nakuti Ade akan dicari kuntilanak. Maksud saya, engga bagus punya rumah langsung di belakangnya sungai. Apalagi ada pura tenget disana,” ungkapnya Sabtu (8/12).
Tidak ada firasat apapun yang ia rasakan sebelum keluarga cucunya mengalami musibah itu. Ade merupakan karyawan BRI yang bertugas di BRI Kanca Gajah Mada.
Dengan keluarga Ade, Komang Sumiarna sangat akrab. Terutama dengan anak kedua Ade. Makanya ia sangat merasa kehilangan.
Dengan Ade pun, Komang Sumiarna sangat dekat. Karena merasa garis hidupnya mirip dengan Ade.
Sejak kecil Ade terbiasa hidup mandiri. “Kalau saya bilang apa, dia pasti nurut dan konsultasi ke saya,” ujarnya.
Hanya saja soal rumah, Ade tak berkonsultasi dengan kakeknya itu. “Waktu beli rumah itu, dia engga bilang ke saya,” ungkapnya.
Ia kaget ketika diundang malaspas dan membuat sanggah baru. Ia melihat di sebelah sungai dan bersandaran langsung dengan dinding tanah.
Rumahnya tidak begitu luas, tipe 80 meter persegi, tidak sampai satu are. Terdiri dari dua kamar.
Ade mengajukan KPR untuk membeli rumah tersebut. Baru dua tahun rumah itu dihuni Ade.
Sumiarna sempat tidak setuju Ade tinggal di rumah ituu, karena sebelum ditempati ada tiga rumah di areal itu yang kena longsor beberapa kali. “Waktu rumah itu kosong, sudah kena longsor beberapa kali. Dua rumah diperbaiki oleh pemiliknya. Cuma rumah yang paling ujung, yang ditempati Ade ini sepertinya tidak diperbaiki. Saya sempat marah soal bahan besinya. Padahal arsiteknya itu teman Ade sendiri,” tuturnya.
Kasubbag Humas RSUP Sanglah I Dewa Ketut Kresna menyampaikan, korban diterima pada pukul 10.20 Wita. Korban merupakan rujukan dari RS Dharmayadnya, Tohpati, Denpasar.
Korban mengalami luka abdomen (pada perut) dan fraktur (patah) pada lengan. “Saat ini pasien sedang di OK untuk dioperasi untuk penanganan luka abdomen. Selain itu ada fraktur di lengan. Tapi fraktur ini akan ditangani setelah selesai OK,” ujarnya.
Sementara itu, jenazah korban akan dikremasi di Yayasan Pasek, Cekomaria. Mengingat mereka adalah keluarga perantauan. (Citta Maya/balipost)