NEGARA, BALIPOST.com – Kondisi SDN 1 Loloan Timur, Jembrana yang terletak di perkotaan tampak banyak kerusakan. Tembok-tembok sekolah juga mulai keropos. Bahkan ruangan kelas 1, kelas 2 juga ruangan UKS yang ada di ujung barat rusak parah dan jebol sejak 2016 lalu.
Siswa pun dipindahkan ke ruangan lain. Demikian juga satu ruangan UKS jadi satu dengan perpustakaan dan TU. “Kuda-kudanya patah dan akhirnya jebol semua. Sampai saat ini belum ada perbaikan padahal sudah pernah ditinjau Bupati Artha pada 2017 dan diminta untuk diperbaiki semua. Namun malah kini perkembangannya minta dihapuskan,” tandas Kepala SDN 1 Loloan Timur, Ali Fauzi.
Gedung sekolah yang ada di barat sungai kecil itu sempat dikunjungi Bupati Jembrana I Putu Artha. Saat itu ruang-ruang kelas minta diperbaiki. Hanya mes yang diminta dihapuskan.
Namun ketika pihak sekolah kembali mempertanyakan pada Maret 2018, menurut Ali Fauzi, gedung sekolah yang rusak oleh dinas diminta dihapuskan. “Jadi kami membuat surat atas perintah kepala dinas, kabag TU dan Kasi Sanpras diminta dihapuskan. Namun sampai sekarang malah belum dihapuskan. Malah diminta komite yang menghapus tapi kan tidak ada kewenangan. Jadi kami menunggu perkembangan saja,” jelasnya.
Sementara Kabid Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dewa Putu Wardana Astawa dikonfirmasi Minggu (9/12) membenarkan kerusakan di SDN 1 Loloan Timur tersebut. Dengan singkat Dewa mengatakan kalau pihaknya sudah merencanakan pada tahun anggaran 2019.
Di sisi lain SDN 1 Loloan Timur kini rawan terendam banjir. Bahkan banjir sempat merendam sekolah ini pada Rabu (28/11) dini hari.
Akibatnya tembok pagar SDN 1 Loloan Timur, Kecamatan Jembrana jebol. Selain itu buku-buku pelajaran, berkas-berkas administrasi penting yang baru saja selesai diperiksa oleh tim akreditasi serta perlengkapan alat tulis juga komputer semuanya basah karena terendam banjir.
Sehingga pihak sekolah sejak Sabtu (1/12) lalu berusaha mengeringkan buku-buku dan berkas-berkas tersebut dengan menjemur di halaman sekolah dan juga dengan cara disetrika. Tumpukan berkas yang cukup tebal menurut beberapa guru juga cukup sulit mengeringkannya karena sering terjadi hujan dan sinar matahari jarang terik. “Waktu banjir airnya besar di luar ruangan/ halaman sekolah karena sungai lebar 2 meter memang membentang di tengah halaman sekolah. Airnya meluap dan sangat besar,” kata Ali Fauzi.
Akibat banjir tersebut tembok sekolah jebol sepanjang 50 meter. Selain itu tembok tersebut juga sudah lama dan rapuh. (kmb/balipost)