MANGUPURA, BALIPOST.com – Langkah Pemerintah Kabupaten Badung memberantas jaringan mafia Tiongkok yang diduga menjual murah wisata Bali ke Tiongkok berimbas pada kedatangan wisatawan ke Bali, khususnya Badung. Setidaknya, telah terjadi penurunan sekitar 7,5 hingga 8 persen kedatangan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu.
Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra, mengakui adanya penurunan kedatangan wisatawan asal Tiongkok. Namun, pihaknya menegaskan penutupan toko bukan berarti memusuhi wisatawan Tiongkok.
Karena itu pihaknya telah berupaya melakukan pemulihan dengan langsung bertandang ke Tiongkok guna berkoordinasi dengan pemerintah setempat. “Bapak Wakil Gubernur bersama Dinas Pariwisata Provinsi dan BPPD baru datang dari Tiongkok melakukan pemulihan dan pendekatan dengan Pemerintah Tiongkok,” ujar Made Badra.
Menurutnya, pemerintah telah berupaya melakukan pemulihan kedatangan wisatawan Tiongkok. Kendati, dengan dilakukan penutupan toko-toko yang dinyatakan terkait praktik Bali dijual murah tersebut oleh pemerintah, berdampak kepada kunjungan wisatawan Tiongkok.
Sebab, pemerintah Tiongkok juga ikut menyetop travel-travel di negaranya yang disinyalir terlibat. “Namun kami harapkan dengan adanya upaya pemulihan ini, akan meningkatkan kedatangan wisatawan, khususnya middle high,” katanya.
Terkait pencapaian target kunjungan wisatawan di Badung menjelang akhir tahun 2018, birokrat asal Kuta ini menyatakan hingga November sudah ada 6 juta lebih dari target 6,5 juta wisatawan mancanegara. Pihaknya optimis target akan tercapai pada Desember ini.
Sebab, perhari kata dia ada 27 slot penerbangan dengan total kedatangan wisman sekitar 14 hingga 15 ribu orang. “Apalagi dengan kedatangan wisman asal India dan Rusia yang merupakan hasil promosi pariwisata sebelumnya, pasti tercapai (target, red),” pungkasnya.(Parwata/balipost)