JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadi Mulyono mengatakan, pemerintah akan membuat skema khusus agar generasi milenial lebih mudah mendapatkan kredit kepemilikan rumah (KPR). Salah satunya tidak ada batasan gaji untuk pembelian rumah.
Ia mengutarakan skema itu sedang digodok. “Saat ini Kementerian Pupera bersama Menteri Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang melakukan pembahasan tentang skema khusus agar generasi milenial lebih mudah mendapatkan KPR. Salah satunya tidak ada batasan gaji untuk pembelian rumah,” kata Basuki saat acara HUT KPR BTN ke-42 di Jakarta, Senin (10/12).
HUT KPR BTN ke-42 diisi dengan acara talkshow bertajuk Spirit of KPR Growing with Millenials. Hadir sebagai nara sumber diantaranya, Dirut BTN Maryono, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono, Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid serta ratusan undangan dari generasi milenial.
Basuki mengatakan, skema KPR untuk milenial ini diharapkan selesai sebelum akhir tahun 2018, sehingga pada tahun 2019 sudah bisa dijalankan. Menurutnya, meskipun KPR khusus milenial ini disubsidi pemerintah, namun sangat berbeda dengan program pemerintah dalam fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
Dijelaskan Basuki, bila di FLPP, persyaratannya harus memiliki gaji tetap antara Rp 4 juta hingga Rp 7 juta. Namun KPR milenial ini tidak ada batasan gajinya. Selain itu untuk ukuran rumah milenial ini, jelas dia, tidak lagi hanya 36 m2 tetapi bisa lebih.
Adapun bunga KPR-nya di bawah 5 persen, dengan uang muka hanya 1 persen. “Kalau rumahnya ukurannya tidak lagi 36 m2 tapi bisa lebih, bunganya tidak 5 persen tapi bisa diturunkan dari situ, kemudian uang muka hanya 1 persen,” tegasnya.
Sementara itu, Dirut BTN, Maryono mengatakan, BTN menilai milenial bukan hanya menjadi objek tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti. “Dengan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk berusia produktif khususnya generasi milenial, Bank BTN berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand,” tegasnya.
Menurut Maryono, dari sisi demand, BTN sudah meluncurkan program KPR Gaeesss dengan fitur yang sesuai dengan kemampuan finansial milenial. Sementara dari sisi supplai kami mengajak milenial menjadi entrepreneur di bidang properti lewat pelatihan atau workshop yang disiapkan Housing Finance Center (HFC) dari BTN.
Maryono menambahkan, hingga Oktober 2018, BTN telah merealisasikan kredit untuk membangun hampir 5 juta unit rumah impian bagi keluarga Indonesia, baik dalam bentuk KPR subsidi maupun non subsidi. Adapun nilai KPR yang sudah terealisasi telah mencapai lebih dari Rp 257,6 triliun.
Maryono optimistis tahun 2019, BTN dapat menyalurkan pembiayaan KPR BTN sekitar 850 ribu unit rumah. Jumlah tersebut naik 100 ribu unit dibandingkan target tahun ini yang sebesar 750 ribu unit. “Pada tahun 2019, kami mematok pertumbuhan kredit sekitar 15 persen dengan mengandalkan KPR sebagai pendorong utama selama Pemerintah memantapkan program satu juta rumah”, kata Maryono. (Nikson/balipost)