BANYUWANGI, BALIPOST.com – Musim hujan membuat jajaran Kereta Api Indonesia (KAI) Jember, ikut siaga. Sedikitnya, 18 titik rawan banjir dan longsor mengintai perjalanan kereta api (KA), mulai Banyuwangi hingga Pasuruan. Mengantisipasi bencana, belasan petugas daerah rawan disiagakan. Targetnya, mereka bergerak cepat jika terjadi bencana yang mengganggu perjalanan KA.
Belasan jalur rawan longsor itu kebanyakan berada di lintas Gunung Gumitir, perbatasan Banyuwangi-Jember. Sisanya, kawasan rawan banjir di daerah Kabat, Banyuwangi. “Kami sudah terjunkan petugas daerah rawan mulai awal Desember kemarin. Ini mengantisipasi bencana yang berpotensi menganggu jalannya KA,” kata Humas Daerah Operasional (Daop) 9 PT KAI Jember Lukman Arief, Senin (10/12).
Lukman menambahkan petugas daerah rawan disiagakan selama 24 jam. Sehingga, jika terjadi bencana, bisa segera diatasi. “Rawan bencana ini karena kondisi geografis yang bergunung. Ada juga yang berdekatan dengan jalur sungai,” jelasnya.
Longsor, kata dia, bisa memutuskan jalur KA, begitu juga banjir. Menurutnya, rawan bencana ini menjadi fenomena tahunan ketika musim hujan.
Sementara itu, menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pihaknya menyiapkan gerbong KA tambahan kelas ekonomi. Gerbong ini ditambahkan pada rangkaian KA kelas bisnis dan eksekutif jurusan Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya. “Masing-masing kita tambahi satu gerbong selama angkutan Nataru, mulai 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019,” kata Lukman.
Penumpang diprediksi akan naik sekitar 3 persen. Meski terjadi lonjakan, khusus KA ekonomi tak mengalami kenaikan harga. Kenaikan hanya berlaku bagi KA komersial, kelas bisnis, eksekutif dan premium.
Dalam kondisi normal, Daop KAI 9 Jember menyiapkan 8 rute perjalanan jarak menengah dan panjang, serta 4 rute jarak pendek atau lokal. Total tempat duduk yang tersedia rata-rata 8.522 kursi per hari. “Dari jumlah ini, kita prediksi naik sekitar 3 persen,” pungkasnya. (Budi Wiriyanto/balipost)