DENPASAR, BALIPOST.com – Kinerja keuangan masyarakat Bali mengalami pergeseran. Jika pada tahun-tahun sebelumnya, deposito yang merupakan kontributor terbesar dalam dana pihak ketiga (DPK) bank umum di Bali, tahun ini tabungan justru lebih mendominasi.
Menurut Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Rochman Pamungkas, Selasa (11/12), DPK bank umum per September 2018 Rp 93.569 miliar. DPK ini mengalami peningkatan 8,02 persen dengan peningkatan sebesar Rp 6.948 miliar. DPK dari tabungan meningkat 14,38 persen (yoy), deposito meningkat 3,47 persen dan giro meningkat 0,79 persen. “Sekarang sudah bergeser. Dulu yang paling besar deposito tapi sekarang sudah bergeser diduduki tabungan,” ujarnya.
Lebih rinci ia menyebutkan pada September 2017, deposito bank umum lebih kecil dari tabungan yaitu Rp 30.181 miliar deposito dan Rp 40.149 miliar tabungan. Kemudian pada Desember 2017 jumlah deposito bank umum Rp 30.325 miliar sedangkan tabungan Rp 41.606 miliar. Data terakhir September 2018, deposito bank umum Rp 31.228 miliar dan tabungan Rp 45.921 miliar.
Giro per September 2017 mencapai Rp 16.291 miliar dan September 2018 mencapai Rp 16.420 miliar. Sedangkan tabungan bank umum per September 2017 Rp 40.149 miliar dan September 2018 Rp 45.921 miliar. Deposito per September 2017 Rp 30.181 miliar dan September 2018 Rp 31.228 miliar.
Kata Rochman, pergeseran ini menunjukkan kualitas yang membaik. Karena suku bunga tabungan lebih rendah dari suku bunga deposito. Sehingga secara perhitugan cost of fund dari bank, trennya semakin menurun. “Kalau semakin menurun, itu berarti nanti suku bunga kredit yang disalurkan kepada debitur tentunya lebih rendah dari sebelumnya,” bebernya.
Untuk sebaran penyaluran dana, ia mengatakan masih dominan dinikmati masyarakat Denpasar. “Jadi penghimpunan dana tadi masih dominan dinikmati di Denpasar,” tandasnya.
Wilayah sebaran kedua terbesar adalah Kabupaten Badung, mengingat aktivitas bisnis pariwisata banyak di sana. (Citta Maya/balipost)