GIANYAR, BALIPOST.com – Lima tahun beroperasi, tepatnya mulai 2013, usaha minyak herbal Tamba Waras Kutus Kutus berkembang dengan sangat cepat. Saat ini, pabrik minyak Kutus Kutus di Gianyar mampu memproduksi 1 juta botol per bulan. Omzet kotornya tidak main-main mencapai Rp 230 miliar per bulan.
Menurut Pendiri sekaligus Penemu Minyak Tamba Waras Kutus Kutus, Servasius Bambang Pranoto, disela-sela HUT ke-5 dan peresmian pabrik baru Kutus Kutus di Desa Bakbakan, Gianyar, Sabtu (8/12), minyak Kutus Kutus tercipta bukan murni dari niat untuk bisnis. Namun, ditemukan formulanya tersebut saat ia menderita sakit.
“Kutus Kutus ini ada karena saya sakit, waktu itu saya ingin mencari apa yang bisa menyembuhkan penyakit saya, dan saya akhirnya bisa sembuh dari apa yang saya buat, dan kemudian saya perdagangkan. Mulai 2013 diperdagangkan secara komersial sampai sekarang 2018 terus meningkat penjualannya, dengan jumlah reseller lebih dari 3.000 orang se-Indonesia,” ujar Bambang yang pernah menderita lumpuh ini, namun berhasil sembuh dengan minyak yang diciptakannya.
Bahan minyak Kutus Kutus, sebut Bambang, berasal dari bahan-bahan yang ada di tanah Indonesia. Semua rempah-rempah dan bahan lainnya murni berasal dari Indonesia. Minyak Kutus Kutus menggunakan 49 jenis bahan tanaman obat. Semua bahannya adalah tumbuhan dan tidak ada bahan kimia atau bebatuan.
“Minyak Kutus Kutus ini saya temukan saat saya menderita sakit. Melalui sebuah eksperimen dengan menggunakan tubuh saya sendiri sebagai bahan percobaan. Tapi jauh sebelumnya saya memang telah mempelajari pengobatan herbal dan selalu menggunaan bahan-bahan herbal untuk mengatasi gangguan kesehatan yang saya alami,” ujarnya.
Bambang mengakui untuk mencapai hasil seperti saat ini tidaklah mudah, perlu perjuangan keras. Pertama kali membuat ratusan botol minyak Kutus Kutus, tidak ada yang membeli alias tidak laku.
“Produksi pertama 500 botol tidak laku. Kemudian setelah berjalan produksinya naik terus, mulai 2016 meningkat 20 ribuan botol, 2017 naik 70 ribuan botol, 2018 naik seratus ribuan botol, dan mulai Oktober dan November 2018 sudah bisa produksi satu juta botol per bulan dengan omzet penjualan kotor Rp 230 miliar per bulannya. Ini luar biasa untuk sebuah perusahaan sederhana,” ujar pria yang sebelum tinggal di Gianyar Bali, lama bekerja sebagai seorang profesional sebuah perusahaan internasional di Belanda.
Ia menilai sebaiknya semua keluarga punya minyak Kutus Kutus sebagai P3K di rumahnya. Cukup dengan minyak Kutus Kutus sudah bisa mengatasi masalah kesehatan sederhana di keluarga, mulai balita sampai lansia. “Ibu-ibu muda yang mempunyai balita kini semua memakai minyak Kutus-Kutus untuk atasi gangguan seperti pilek, batuk, atau panas. Juga gangguan seperti sakit gigi, tempel lima menit sudah hilang hilang sakitnya,” ujar Bambang yang merupakan penemu, peracik, founder, pembuat, dan inovator dari produk Kutus Kutus yang kini mempekerjakan sebanyak 100 orang pegawai itu.
Ia menjelaskan Kutus Kutus memiliki fungsi mengaktifkan energi tubuh atau chi-prana yang secara otomatis mampu memperbaiki keseimbangan dan kesehatan tubuh secara alami. Chi-prana adalah energi kehidupan yang mengalir pada pusat-pusat cakra atau jalur meridian pada tubuh kita.
Minyak Kutus Kutus, diklaimnya, membantu kesehatan keluarga mulai asam urat, rematik, kesemutan, nyeri sendi, gangguan pencernaan, wasir, vertigo, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. “Minyak Kutus Kutus merupakan perpaduan tehnik pengobatan Indonesia, India, dan China. Menggunakan rempah asli Indonesia dikombinasikan dengan minyak dan dalam pengalikasiannya dibalurkan pada titik titik meridian tubuh. Minyak Kutus Kutus dipakai dengan cara dibalur, digosok merata di anggota tubuh tertentu,” paparnya. (Diah Dewi/balipost)