DENPASAR, BALIPOST.com – Dari Januari-November 2018, Polresta Denpasar bersama jajarannya berhasil mengungkap 445 kasus dengan tersangka 517 orang. Warga negara asing jadi korban tindak pidana 46 orang dan jadi tersangka 13 orang.

Dibandingkan 2017, korbannya jauh lebih banyak karena tahun lalu mencapai 40 orang. Sementara untuk pelaku, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 22 orang. “Kalau orang asing melakukan tindak pidana menurun sekali selama satu setengah bulan saya menjabat. Tidak tahu setelah tahun baru ini,” ungkap Kapolresta Denpasar AKBP Ruddi Setiawan, saat jumpa pers akhir tahun 2018 di depan patung Padarakan Rumeksa Gardapati di depan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar Timur, Selasa (18/12).

Baca juga:  2018, Badung akan Rasionalisasi Pengumpan Trans Sarbagita

Mantan Wadir Ditreskrimsus Polda Bali ini mengakui ada kasus menonjol yang belum terungkap, diantaranya perampokan di ATM, pembunuhan dan perampasan senpi di Hotel Ayana, Kuta Selatan. Berbagai upaya telah dilakukan pihaknya, selain melakukan penyelidikan.

Ia mengumpulkan anggota Resmob Polda Bali dan Polresta, tujuannya membangun sinergitas untuk menuntaskan kasus-kasus belum terungkap. “Bapak Kapolda memerintahkan kami mengungkap kasus itu. Sampai sekarang beliau atensi kasus itu untuk segera diungkap. Mereka juga terus dilatih menembak di Tohpati dan Pecatu,” sambungnya.

Baca juga:  Kasus Kebakaran Lapas Tangerang Tewaskan 49 Napi, Tiga Tersangka Ditetapkan

Jajarannya juga tiap malam melakukan razia kendaraan bermotor, baik pagi, siang, malam dan subuh. Ia juga memerintahkan anggotanya terus menggali informasi, mencari saksi-saksi melihat kejadian dan rekaman CCTV.

Mantan Kapolsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara ini, berharap di Denpasar semua terpasang CCTV, termasuk di rumah-rumah. Itu mempermudah aparat penegak hukum mengungkap kasus.

CCTV terpasang di tempat usaha, kata Ruddi, jangan diarahkan ke dalam saja tapi juga ke jalan. Apalagi bisa terhubung Command Centre di Puspem Badung dan Polda Bali. “Tahun 2019 tidak ada preman, narkoba. Kita ratakan, termasuk tidak ada tikus-tikus seperti ini (penjahat). Saya perintahkan tembak tapi sesuai prosedur. Apalagi kami di-back up Satgas CTOC bentukan Bapak Kapolda,” tegas perwira asal Madura, Jawa Timur ini. (Kerta Negara/balipost)

Baca juga:  Angleb 2024, Pembatasan Truk Sumbu 3 Dimulai Pekan Depan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *