Lahan pertanian di Tabanan. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Tabanan memiliki lahan pertanian seluas 21.455 hektar. Dari luasan ini terbesar ada di Kecamatan Penebel seluas 4.360 hektar dan terkecil di kecamatan Selemadeg seluas 938 hektar.

Lahan pertanian di Tabanan adalah yang terluas jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota yang ada di Bali. Untuk mempertahankan ini, beberapa inovasi telah dilakukan Pemkab maupun petani itu sendiri.

Salah satunya adalah mendorong petani kembali ke organik atau menjadi pertanian yang lebih ramah lingkungan. Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, Selasa (18/12) mengatakan setiap tahunnya di 10 kecamatan yang ada di Tabanan selalu ada yang didorong untuk menjadi pertanian mengarah organik. “Tahun ini sertifikat organik telah diberikan ke petani kopi Munduk Temu yang ada di Pupuan. Sekarang juga petani didorong untuk menanam sayur ramah lingkungan. Artinya mengurangi pemakaian zat kimia,” ujarnya.

Baca juga:  Kantor di Jalur Lahar Segera Dipindah ke Lokasi Ini

Adanya pertanian menuju organik dan sudah organik ini, kata Budana,
sangat banyak keuntungan. Selain mendongkrak harga jual pertanian,
tentu dalam jangka panjang juga menjaga kelestarian hayati unsur
tanah.

Dengan nilai jual pertanian yang lebih tinggi, tentu menambah penghasilan petani yang pada akhirnya menjaga luas lahan pertanian di Tabanan.

Pertanian juga bisa menjadi salah satu potensi yang ditawarkan bagi desa di Tabanan yang mengembangkan desa wisata. ‘”Pertanian menjadi salah satu modal desa wisata di Tabanan. Biasanya untuk tracking maupun mengenalkan pertanian organik kepada wisatawan,” jelas Budana.

Baca juga:  Kasus 103 WNA Dibekuk di Tabanan, Aparat Amankan Ribuan HP Diduga Dipakai Kejahatan Siber

Untuk mendukung dan mendorong bertambahnya perlakuan pertanian organik
ataupun ramah lingkungan di Tabanan, diakui Budana pihaknya tidak menutup kemungkinan adanya bantuan dari luar. Namun dalam mendapatkan bantuan ini biasanya untuk mendukung pertanian itu sendiri.

Bantuan yang sudah diterima adalah dari Jepang berupa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTHM) sudah diterapkan di saluran irigasi subak Jatiluwih. Ada juga rencana bantuan pemberian Rice Milling Unit (RMU) oleh Jepang dan kerjasama mengenai bambu dengan negara Argentina. “Kami terbuka dengan bantuan maupun investasi sepanjang itu mendukung pertanian yang ada di Tabanan,” jelas Budana. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Rusak Terkena Hujan Abu, Hasil Panen Tembakau Menurun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *