TABANAN, BALIPOST.com – Petani bunga gumitir sumringah. Mendekati hari raya Galungan harga jual bunga Gumitir melonjak hingga Rp 40.000 perkilo setelah sempat jeblok Rp 5000 perkilo beberapa bulan lalu.
Salah satu petani bunga Banjar Bangli Desa Baturiti, Ni Komang Surasni (35) saat ditemui sedang memanen bunga menuturkan, dia dan suaminya memang melakukan perkiraan penanaman hinggga panen mendekati Hari Raya Galungan dengan harapan harga bisa tinggi.
‘’Sudah dihitung dari waktu tanam agar bisa panen dekat-dekat hari raya. Dan astungkara harganya bagus,’’ ujarnya senang.
Dalam menanam Gumitir jenis Maharani atau yang bermahkota besar ini, dijelaskan Surasni membutuhkan waktu tiga bulan untuk tumbuh sampai berbunga. Dalam periode berbunga ini lamanya sekitar sebulan dan Surasni bisa memanen sebanyak 20 kali. Hasil panenannya ini katanya dijual ke pasar Baturiti.
Meski melakukan penanaman dengan cara menghitung waktu yang tepat namun kadangkalanya penghitungan waktu penanaman ini meleset dan harga bunga Gumitir justru terjun bebas. ‘’Tidak selalu perhitungannya tepat. Terkadang, saat meramal bunga harganya tinggi, dapat juga harga yan jatuh. Saya pernah merasakan harga bunga Rp 5000 per kilo,’’ jelasnya.
Surasni sendiri memiliki lahan seluas lima are. Lahan ini adalah miliknya dan suami sehingga ia tidak dibenani biaya sewa tanah lagi. Jika dihitung, biaya operasional menanam bunga dari pengolahan tanah sampai panen membutuhkan dana kurang lebih Rp 5 juta. Jika harga bunga jeblok, yaitu Rp 5000 perkilo maka dia sama sekali tidak dapat untung dan hanya balik modal. ‘’Tetapi sekarang lumayan untungnya. Bisalah sampai Rp 15 juta untuk keseluruhan,’’ ujarnya senang. (wira sanjiwani/balipost)