Patung Bung Karno yang dipajang di simpang empat Renon dekat kantor PLN sudah cukup lama berdiri di sana. Patung dengan bahan perunggu itu kini penutupnya yang terbuat dari kain dengan warna merah putih sudah tidak ada lagi.
Jadi, patung sudah nampak perwujudannya. Kain penutup patung itu robek dan terlepas karena kedaluwarsa. Sudah usang dan warna merahnya sudah luntur.
Patung Itu katanya akan diresmikan Presiden Joko Widodo. Belum diresmikan, penutup patung lepas dengan sendirinya atau barangkali ada yang sengaja melepas karena kumuh tak elok dipandang mata.
Makna dari patung tersebut katanya sebagai wujud persembahan kepada masyarakat Bali agar tetap mengenang Bung Karno sebagai bapak bangsa dengan pemikiran yang abadi. Salah satu pemikiran yang kemudian diwujudkan dalam patung itu adalah pemikirannya yang dibacakan pada tahun 1965 dalam perspektif dasawarsa Konferensi Asia Afrika.
Terlepas dari itu, jika saya perhatikan patung itu sepertinya Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Saya sarankan kepada siapa pun apabila membuat patung agar melibatkan ahli sejarah dan perencana atau arsitek pembuat patung itu sendiri atau dengan pemilik lahan di mana patung itu akan dipajang.
W. Beratha Yasa
Kapal, Badung