BANYUWANGI, BALIPOST.com – Banjir bandang yang melanda jembatan Biluk Poh, Tegalcangkring, Mendoyo, Jembrana, ikut berdampak pada aktivitas penyeberangan di Ketapang-Gilimanuk. Kendaraan yang akan menyeberang ke Bali atau sebaliknya rata-rata harus antre sekitar 2 jam.
Kondisi ini dipicu keterlambatan kendaraan yang akan masuk kapal di Pelabuhan Gilimanuk. Pantauan Bali Post di Pelabuhan Ketapang, Minggu (23/12), arus kendaraan yang masuk ke pelabuhan cenderung padat. Namun, lancar. Tak sampai meluber ke jalan raya di luar pelabuhan.
“Secara umum, jalur dari Ketapang memang padat, tapi kondisinya lancar. Sisi Gilimanuk yang padat, kendaraan yang masuk kapal cenderung terlambat,” kata General Manager PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang-Gilimanuk, Capt. Solikin.
Pejabat ini menambahkan kepadatan penumpang dan kendaraan di Pelabuhan Ketapang tak hanya dipicu banjir bandang di Jembrana, tapi musim libur panjang Natal dan akhir tahun.
“Sejak Jumat (21/12), arus penumpang dan kendaraan ke Bali memang cenderung naik karena libur panjang,” jelasnya.
Kini, pihaknya mengantisipasi arus balik dari Bali akibat banjir bandang di Jembrana. Sebab, kendaraan yang akan kembali ke Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk padat merayap. “ Kita sudah koordinasi dengan Dishub dan Pos Angkutan Natal di Jembrana,” imbuhnya.
Meski dipastikan padat, pihaknya belum menambah jumlah armada kapal. Dari 52 kapal yang siaga, setiap harinya hanya diopersikan 32 unit kapal. Pihaknya berharap, jembatan yang terdampak banjir bandang di Jembrana bisa segera digunakan. Sehingga, kendaraan berat yang akan menyeberang ke Bali atau sebaliknya bisa kembali lancar.
Solikin menambahkan sejak angkutan Natal dan tahun baru digulirkan, jumlah penumpang dan kendaraan dari Ketapang ke Bali meningkat tajam. Penumpang pejalan kaki meningkat hingga 43 persen, roda dua naik 38 persen dan roda empat naik 33 persen.
Puncak lonjakan penumpang ke Bali diprediksi terjadi pada 24 Desember dan 29 Desember mendatang. Sedangkan, dari arah Gilimanuk, roda empat yang menyeberang ke Jawa cenderung turun. Kendaraan roda dua dan penunpang pejalan kaki yang naik 20-25 persen dibanding hari biasa.
Abdulah (50), pengendara roda empat di Pelabuhan Ketapang mengaku harus antre sekitar satu jam untuk bisa masuk kapal. Pria asal Surabaya ini mengatakan terpaksa lewat Singaraja untuk berlibur ke Denpasar. “Katanya memang ada banjir, jadi rutenya terpaksa lewat Singaraja setelah turun dari kapal,” ujarnya. (Budi Wiryanto/balipost)