Sekda Klungkung naik ke atas pohon untuk mengecek lampu hias saat monitoring sejumlah proyek. (BP/ist)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pemkab Klungkung mengevaluasi pembangunan selama 2018, dengan melakukan monitoring ke sejumlah proyek fisik. Ini sebagai evaluasi untuk penentuan rencana kerja tahun 2019.

Hasil monitoring tersebut, ditemukan banyak fasilitas umum rusak. Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, saat meninjau lokasi pertama yakni Lapangan Puputan Klungkung, terlihat marah saat mendapati sejumlah lampu hias yang baru terpasang, sambungan kabelnya malah diputus. Bahkan, beberapa lampu hias juga hilang dari pohon yang dipasang.

Bupati mengaku marah, karena itu bukan hasil APBD. Tetapi, hiasan itu beli urunan antara Bupati dan para kepala OPD.

Menurutnya, kondisinya rusak seperti ini, tidak mungkin rusak akibat ketidaksengajaan. “Ini pasti ini ulah tangan orang tak bertanggungjawab,” katanya, Sabtu (22/12), bersama Sekda Klungkung, Putu Gede Winastra dan OPD terkait lainnya.

Baca juga:  Dua Atlet Bali Tampil di Paralimpiade

Parahnya, para petugas yang mengawasi dan menjaga fasilitas umum, juga tidak tahu sudah rusak. “Padahal, waktu acara Pesta Rakyat Klungkung, semuanya masih bagus,” kata salah satu petugas.

Bupati meminta petugas harus rajin berpatroli dengan menyebar diri dan tidak berkumpul. Selain mendapati sejumlah lampu dirusak, sejumlah titik pada jalur jogging sudah mulai rusak dan berlubang.

Menurutnya kerusakan tersebut mestinya langsung mendapatkan perbaikan mengingat masih dalam tahap perawatan. Bupati Suwirta menduga para rekanan sengaja mengulur waktu hingga akhir masa perawatan, setelah itu baru dilakukan perbaikan.

Baca juga:  Antisipasi Sampah Galungan, DLHK Denpasar Siagakan Seribu Personil

Bupati Suwirta berencana menambah kamera pengawas atau CCTV serta memasang pagar pembatas di sekeliling Lapangan Puputan dengan hanya beberapa pintu masuk saja.

Selain di Lapangan Puputan, evaluasi juga dilakukan pada pembangunan Gedung SMPN 1 Banjarangkan, blok A Pasar Seni Semarapura dan RSUD Klungkung pada pembangunan padmasana, gedung farmasi dan Gedung IBS.

Pada pembangunan Gedung SMPN 1 Banjarangkan, menjelang akhir tahun ini pembangunannya baru 83 persen. Sehingga gedung tidak bisa digunakan pada tahun 2019.

Selain itu, tembok penyengker sekolah juga disorot, lantaran dibangun seperti tembok pura dengan biaya tinggi. Padahal menurutnya dengan dana besar tersebut bisa digunakan untuk melengkapi kebutuhan sekolah lainnya yang lebih penting, seperti meja kursi, buku serta penataan kebun.

Baca juga:  LAPAN Evaluasi Penampakan Benda Bercahaya di Langit Kota Bandung

Kepala sekolah setempat, Nengah Suradnya sudah mengajukan perpanjangan pengerjaan proyek, agar bisa dilanjutkan tahun depan.

Sementara, pada Pasar Seni Semarapura, Bupati Suwirta juga meminta penambahan kamera pengawas CCTV dan sound system beberapa titik, penambahan tutup pada bagian atap kaca sehingga panas sinar matahari tidak langsung ke dalam. Proyek yang mestinya telah selesai 100 persen, baru berjalan 93 persen.

Proyek lainnya, dari RSUD Klungkung, hingga Pustu Getakan dan jembatan Desa Nyalian, sudah selesai tepat waktu, namun masih ada beberapa bagian yang mesti mendapat perbaikan ringan. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *