NEGARA, BALIPOST.com – Belasan KK korban dampak banjir bandang di Tukad Biluk Poh, Penyaringan mengungsi di posko terpadu bencana sejak Minggu (23/12) siang. Posko yang didirikan di bale tempek lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegalcangkring ini menampung sementara belasan anak-anak dan lansia lantaran rumah mereka belum layak ditempati.
“Sementara di sini dulu, sambil ada pembersihan lumpur dan servis bangunan rumah mereka. Di posko ini juga disiagakan medis dan PMI,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana, I Made Sudiada yang juga Sekda Jembrana ini Senin (24/12).
Dari pendataan BPBD total ada sekitar 60 rumah baik di Tegalcangkring maupun Penyaringan yang terdampak banjir bandang. Namun dari 60 itu yang terdampak berat sekitar 45 rumah.
Selain itu juga pemerintah menyediakan dapur umum bagi para warga korban banjir bandang ini. Sudiada didampingi Kalak (kepala pelaksana) BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo AP menambahkan masa darurat untuk posko ini dilakukan selama seminggu untuk sementara. Jika kondisi masih belum memungkinkan waktu posko ini akan diperpanjang.
Warga yang mengungsi di Posko ini sebagian besar merupakan anak-anak dan manula. Sejumlah pengungsi mengaku pasrah, apalagi rumah mereka hancur terdampak banjir.
Seluruh barang mereka basah bahkan hilang disapu banjir. Sejumlah warga masyarakat dan berbagai usaha serta instansi juga mulai berdatangan memberikan bantuan berupa makanan instan, beras serta pakaian.
Bantuan juga berupa obat-obatan juga dipasok. Sementara itu, ratusan prajurit TNI dari Kodim 1617/Jembrana dan Yonif Mekanis 741 dipimpin Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Djefry M. Hanok membantu pembersihan bersama masyarakat dan Polsek Mendoyo. Rumah-rumah yang masih digenangi lumpur dibersihkan dan barang-barang dikeringkan.
Dandim 1617/Jembrana menyebutkan sebagai seorang prajurit maka harus siap ditugaskan dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun untuk membantu kesulitan rakyat yang terkena musibah banjir bandang. “Seperti saat ini puluhan rumah terkena dampak dari Banjir Bandang paling parah disamping merusak rumah warga Jembatan Biluk Poh yang juga salah satu akses Jalur Nasional sempat ditutup karena sampah dan kayu menutupi ruas jembatan akan tetapi berkat kesigapan kita semua jalur ini sudah dapat dilalui,” tegas Dandim. (Surya Dharma/balipost)