PANDEGLANG, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata Arief Yahya meninjau langsung sejumlah titik destinasi pasca tsunami Selat Sunda. Bertemu Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista), Menpar Arief mengapresiasi langkah sigap keikutsertaan masyarakat yang tanggap akan bencana.
Dalam kunjungannya ke wilayah Kabupaten Pandegelang, Menpar Arief Yahya didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizky Ratman, Ketua Tim Tourism Crisis Center Guntur Sakti, Asdep SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya, dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati.
Pada kunjungan pertama, Menpar bertemu dengan PHRI provinsi Banten,l yang diwakili oleh GM Hotel Marbela dan pengurus PHRI Banten lainya. Menpar mendapatkan informasi update kondisi destinasi pantai anyer yang tidak terdampak, tingkat okupansi dan penyampaian aspirasi dari pengurus PHRI provinsi Banten.
Kemudian kunjungan Menpar selanjutnya bertemu Balawista di Pantai Pasir Putih Carita, Banten. Ketua Umum Balawista Banten Ade Ervin menjelaskan, total terdapat 1.800 pengungsi yang terdampak langsung.
Mereka kehilangan harta benda yang berhasil dievakuasi Balawista. “Pada hari pertama setelah kejadian, Balawista melakukan pencarian dan penyelamatan korban. Dihari ketiga hingga sekarang kami juga melakukan distribusi bantuan ke berbagai titik pengungsian,” ujar Ade Ervin di Pantai Pasir Putih, Pandegelang, Banten, Kamis (27/8).
Ade Ervin juga menjelaskan, personil Balawista yang berjumlah 200 orang itu, pada saat kejadian langsung sigap melakukan evakuasi di berbagai titik bencana, terutama di sepanjang Pantai Carita. “Pada malam itu kami melihat air laut pasang. Personil kami berhasil mengevakuasi hampir 1.000 wisatawan,” ujarnya.
Balawista yang berinduk di bawah naungan Dinas Pariwisata Banten, berharap mendapat dukungan dari Kemenpar dalam bentuk pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menambah personil Balawista kedepannya. “Paling tidak kami membutuhkan 1.200 SDM, Karena personil kami baru 200 orang. Sedangkan destinasi wisata di Pantai Carita ini sangat panjang. Serta kami berharap bisa didirikan beberapa menara pantau. Yang saat ini, kami miliki baru dua menara. Satu berada di Anyer dan Tanjung Lesung,” ucap Ade.
Menpar Arief Yahya yang mendengar kesaksian dari Balawista, langsung memberi apresiasi setinggi-tingginya. Karena menurutnya, Balawista sendiri merupakan bagian dari masyarakat yang terdampak namun berperan aktif melakukan evakuasi kepada wisatawan. “Kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada seluruh Balawista, yang sudah membantu fase recovery pasca bencana. Semoga Allah membalas keikhlasan teman-teman dengan pahala yang terbaik,” ujar Menpar Arief.
Menpar juga mengatakan, strategi pemulihan bencana dilakukan saat fase tanggap darurat ini selesai, yaitu hingga 4 Januari 2019. Pada fase pemulihan, Kemenpar akan melakukan strategi untuk memulihkan SDM, pemulihan destinasi dan melakukan pemasaran di destinasi yang tak terdampak.
Dalam kunjungan ke posko Balawista tersebut, Menpar memberikan bantuan untuk operasional Balawista berupa life jacket, handy talkie, pakaian dan dana Infak sumbangan Kementerian Pariwisata. (Nikson/balipost)