Aparat bekerja membersihkan lumpur di Jembatan Sungai Musi, Gerokgak. (BP/istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Infrastruktur pertanian di Subak Mekar Sari, Desa Musi, Kecamatan Gerogak terdampak banjir bandang, Sabtu (23/12) malam. Air yang mengairi 27 hektar sawah di desa ini sekarang terganggu.

Selain itu, layanan air bersih untuk warga Dusun Madan, Desa Musi terganggu. Pasokan air bersih sampai Kamis (27/12) masih keruh.

Kelian Subak Mekar Sari I Wayan Sulatra mengatakan, akibat banjir bandang itu irigasi yang bersumber dari Sungai (Tukad) Soca dan Sungai Sente mengalami kerusakan. Bangunan empelan juga mengalami kerusakan. Infrastruktur pertanian itu lokasinya di areal hutan lindung di hulu desa.

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Rancang Insentif bagi Petani

Sejauh ini, ia belum bisa memastikan volume kerusakan sarana pertanian tersebut. Rencananya, Jumat (28/12) hari ini, krama subak melaksanakan gotong royong untuk melakukan perbaikan sementara.

Kerusakan ini bukan pertama kali. Pada 2016 lalu banjir bandang merusak irigasi dan delapan lokasi empelan.

Pascakejadian itu, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng melakukan perbaikan menggunakan pipa dan membuat senderan dengan memasang kawat batu beronjong. “Setelah banjir itu dan bersamaan Galungan kami belum bisa memastikan volume irigasi yang rusak itu. Sejak bencana itu, aliran air kecil dan hanya cukup untuk memberi minum atau memandikan sapi,” katanya.

Baca juga:  Pengerjaan Saluran Irigasi Subak Dlod Banjarangkan Asal-Asalan

Menurut Sulatra, irigasi itu sangat diperlukan agar bisa kembali mengalirkan air. Apalagi, mulai Februari sampai awal Maret 2019 memasuki musim tanam. Kalau kerusakannya tidak diperbaiki, pihaknya khawatir puluhan petani kesulitan menanam padi.

Untuk itu, ia berharap instansi terkait bisa membantu petani memperbaiki kerusakan irigasi itu. “Kami perlu kawat batu beronjong untuk memperbaiki irigasi yang rusak itu. Sebelum musim tanam nanti air bisa dialirkan, tapi kalau tidak bisa saja kami tidak bisa menanam di awal tahun,” katanya.

Baca juga:  Libur Lebaran, Puluhan Ribu Orang Menyeberang ke Nusa Penida

Sementara itu, Perbekel Desa Musi, Kecamatan Gerokgak Nyoman Arya Suwabawa mengatakan, kerusakan irigasi di hulu desa itu juga menganggu layanan air bersih di desanya. Pasokan air bersih setelah banjir bandang itu masih keruh.

Situasi ini dialami sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) warga Dusun Madan. Sejak gangguan air bersih itu, untuk sementara warga memanfaatkan bantuan air bersih yang didistribusikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng. “Airnya sudah mengalir, tapi keruh. Bersama subak nanti kami akan melaksanakan gotong royong, agar layanan air bersih bisa kembali normal,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *