DENPASAR, BALIPOST.com – Siapa pun pasti tidak ada yang berharap bercerai setelah menikah. Selain melelahkan secara
emosi dan fisik, ternyata perceraian juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan finansial masing-masing. Apalagi kalau sudah memiliki anak yang masih harus tumbuh dan berkembang.

Berikut tips keuangan yang wajib kamu terapkan yang dilansir dari Swara Tunaiku :

1. Hitunglah Biaya Perceraian plus Risikonya

Umumnya, proses perceraian itu membutuhkan waktu berbulan-bulan dan menghabiskan banyak biaya. Di tahun 2018 ini saja, biaya untuk pengacara berkisar antara 10 juta hingga 50 juta rupiah per kasusnya.

Sedangkan untuk biaya pengadilan kurang lebih 300-400 ribu rupiah. Belum lagi biaya untuk mengasuh anak pasca bercerai yang harus diperhitungkan.

2. Tutup Rekening Bersama

Mungkin pada waktu kamu menikah, bareng-bareng bikin rekening. Uang di dalam rekening tersebut bisa digunakan salah satu atau keduanya di waktu-waktu tertentu. Untuk menghindari masalah di masa depan, ada baiknya untuk menutup rekening bersama.

Baca juga:  Tutup Selama Pandemi COVID-19, Australia Kembali Buka Perbatasan Internasional

Hitung dana yang terkumpul di dalam rekening bagi sesuai dengan kesepakatan bersama. Kalau tidak dilakukan, kemungkinan besar bisa memicu keributan antara kedua belah pihak.

Pasalnya, usai bercerai, kondisi emosi serta pikiranmu dan mantan pasangan tidak stabil. Jangan sampai hanya gara-gara ribut soal uang di bank, hak bahagia anak-anak dikorbankan begitu saja.

3. Kalkulasikan Aset Pribadi dan Aset Bersama

Berdasarkan UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, ada beberapa harta yang tidak termasuk dalam harta gono-gini. Mulai dari harta wasiat, harta bawaaan yang memang sudah dimiliki oleh masing-masing pasangan usai hibat, sampai harta warisan.

Itulah aset yang akan tetap menjadi hakmu seusai bercerai dengan pasangan. Biar tidak ada kesalahpahaman, hitung kembali secara rinci dan terukur.

Untuk lebih mudahnya, silakan kamu data dulu seluruh harta hasil usaha kalian berdua. Setelah itu, jual dan bagi sesuai dengan porsi masing-masing. Dengan adanya uang tunai, pembagian pun bisa lebih adil karena berwujud angka atau nominal tertentu.

Baca juga:  DPRD Bali Sidak Bukit Puncak Mawar

4. Ubah Penerima Hak Waris

Jangan sampai langkah yang terbilang sederhana ini sampai terlewatkan ketika perceraian terjadi. Tujuannya untuk menghindari permasalahan lebih lanjut di kemudian hari.

Bagaimana pun, nama mantan pasangan harus dihapus untuk mengamankan aset-aset berhargamu. Tidak mau kan jika uang yang seharusnya jadi milikmu dibawa kabur orang?

5. Bayar Utang Bareng-Bareng

Kalau memang kamu menginginkan perceraian terjadi, maka lakukan dengan cara sebaik-baiknya. Musyawarah itu perlu untuk mencapai kesepakatan. Terutama terkait utang karena tanggungannya bisa dibawa mati.

Coba tengok kembali. Apakah ada utang di masa lalu yang menjadi tanggung jawab bersama? Misal terkait properti, kendaraan, dan lain sebagainya.

6. Lakukan Perencanaan Keuangan usai Bercerai

Sudah menjadi kebiasaan jika pasangan suami-istri itu menggabungkan pendapatan untuk dibelanjakan bersama-sama. Dengan adanya perubahan status, maka amat dibutuhkan perencanaan kembali terkait pengelolaan keuangan.

Baca juga:  Tiket KA Lebaran Tersisa 10 Persen

Sebaiknya, kurangi pengeluaran yang tidak diperlukan agar proses pengelolaan bisa dilakukan sebijak mungkin. Ketika sumber keuangan dibagi menjadi dua, kamu wajib menyiapkan diri untuk menempuh hidup seperti masa-masa sebelum menikah. Gaya hidup yang dirasa bikin boros lebih baik ditinggalkan saat itu juga.

7. Cari Penghasilan Tambahan

Segeralah bertindak jika ternyata pengeluaran lebih besar daripada penghasilan. Untuk menambah pendapatan, silakan kamu buka bisnis atau berinvestasi.

Kalau memang diperlukan, tidak mengapa jika kamu berkonsultasi dengan kalangan ahli atau profesional untuk membantu menyelesaikan permasalahan. Perceraian memang terasa berat dan menguras waktu untuk menghadapi setiap permasalahan yang muncul setelahnya.

Dengan perencanaan keuangan yang baik, kehidupanmu tetap bisa berjalan dengan lancar. Kalau sudah begitu, kondisi mental pun lebih tertata dan bisa cepat pulih seperti sedia kala. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *