Salah satu obyek wisata pantai di Banyuwangi yang ramai pengunjung, belum lama ini. (BP/udi)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Memiliki garis pantai cukup panjang, berbatasan dengan Samudera Indonesia, Kabupaten Banyuwangi cukup rawan diterjang tsunami. Mengantisipasi musibah tersebut, Pemkab setempat melarang kegiatan pesta tahun baru di dekat pantai. Warga juga dilarang menggelar pertunjukan yang berbau pornografi. Sebaliknya, Pemkab mengimbau  warga menggelar doa di malam pergantian tahun.

Imbauan doa itu diharapkan bisa menghindarkan bencana dari bumi Blambangan. Apalagi, garis pantai di kabupaten ini cukup panjang, sekitar 175,8 kilometer. Membentang mulai utara Selat Bali hingga Samudera Indonesia di ujung selatan.

Baca juga:  Bulan Puasa, Empat Warga Ini Digerebek Karena Judi

“Kegiatan di dekat pantai kami harapkan tak digelar. Lebih baik warga berdoa bersama menyambut pergantian tahun,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (28/12).

Menurut Anas, musibah tsunami di Banten dan Lampung menjadi pembelajaran bersama. Sehingga, kegiatan merayakan tahun baru diharapkan tidak dengan pesta berlebihan. “ Pemkab menggelar dzikir dan doa bersama di malam tahun baru. Tentunya, ini akan lebih baik. Mendoakan Banyuwangi agar terhindar dari musibah,” harapnya.

Baca juga:  Ditolak, Uji Materi Syarat Usia Calon Hakim Konstitusi 55 Tahun

Terkait hal ini, pihaknya memerintahkan para camat hingga kepala desa yang memiliki obyek wisata pantai tak mengeluarkan izin gelaran pesta tahun baru di pinggir pantai. Apalagi, yang menyuguhkan kegiatan berbau porno. Pihaknya juga mengajak para pengelola kawasan wisata di pinggir pantai lebih banyak bersedekah ke anak yatim dan warga kurang mampu.

Menurutnya, kegiatan ini sebagai penguat untuk kesejahteraan. Saat malam tahun baru, Pemkab akan menggelar Festival Old and New atau Refleksi Akhir Tahun di alun – alun Taman Blambangan. Kegiatan ini menghadirkan ulama kondang asal Jember. Kegiatan akan diakhiri dengan pesta kembang api, sebagai penanda pergantian tahun.

Baca juga:  Diduga Terjangkit Virus ASF, Puluhan Babi Mati di Desa Jegu

Sementara itu, Polres Banyuwangi mengimbau warga tak menggelar konvoi dan pesta kembang api secara liar. Hal ini mengantisipasi keamaan. “ Pesta kembang api boleh, tapi harus izin. Ini demi keamanan. Jangan sampai membahayakan lingkungan,” tegas Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi. (budi wiryanto/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *