Hokkaido Bunkyo University Jepang Jajaki Kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Bali. (BP/wan)

 

DENPASAR, BALIPOST.com – Terkenal dengan daerah yang memiliki pemandangan alam yang indah dan asri, Bali memiliki tradisi pertanian organik berbasis budaya terbaik di Indonesia. Buktinya, Bali sempat mendapatkan penghargaan dari pemerintah untuk menjadi daerah organik nomor satu di Indonesia. Namun, perkembangan pertanian organik di Bali belum berjalan secara maksimal. Terutama dari segi pemasarannya. Hal ini disebabkan belum terintegrasinya hubungan antara petani sebagai produsen, pengusaha sebagai distibutor dan masyarakat sebagai konsumen. Padahal produk pertanian organik yang dihasilkan para petani sudah maksimal. Tentu peran pemerintah dan lembaga pendidikan tinggi sebagai pencetak SDM diharapkan berperan dalam upaya memajukan sistem pertanian organik di Bali, sehingga Bali bisa menjadi Pulau Organik untuk keberlangsungan pariwisata agrikultur ke depannya.

Melihat hal tersebut, Hokkaido Bunkyo University Jepang, menggandeng pengusahan Jepang menjalin hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di Bali, terutama perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Pertanian. Penjajakan kerjasama ini dilakukan dengan tujuan ada pertukaran mahasiswa di Bali untuk belajar ke Hokkaido Bunkyo University Jepang terkait sistem pertanian organik. Mulai dari kualitas produksinya, hingga bagaimana cara memasarkannya.

Baca juga:  Bangli Garap Tarian Maskot, Ini Bunga yang Diusulkan Dipakai

Mantan Wakil Rektor Hokkaido Bunkyo University, Toshihiro Watanabe, Ph.D., mengatakan pihaknya telah mengembangkan ketahanan pangan pertanian organik yang telah terintegrasi dengan semua pihak. Baik dengan petani, pengusaha, maupun pemerintah, serta masyarakat sebagai konsumen. Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat diuntungkan dari hasil produksi pertanian organik ini.

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, ia mengaku tidak hanya menjalin hubungan kerjasama dengan kampus-kampus,m untuk menghasilkan SDM yang berkualitas di bidang pertanian, tetapi bagaimana bisa menjalin hubungan dengan perusahaan-perusahan. Sehingga, hasil produksi pertanian organik bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk didistribusikan ke konsumen. Sehingga, produk pertanian organik memiliki nilai jual.

Baca juga:  Pellet TOSS, Harga Jual dan Biaya Produksi Belum Sebanding

Pihaknya berharap agar perguruan tinggi di Bali mau belajar pertanian organik ke Jepang. Apalagi, pada bulan April mendatang ia akan menjadi Rektor di Hokkaido Bunkyo University dan akan mengembangkan pengetahuan ketahanan pangan (food saint) ke seluruh Asia.

Pengusahan Jepang (CEO Perfect Partner.co.ltd)., Yoshinori Sueoka mengatakan dalam upaya mengembangkan ketahan pangan organik yang berkualitas, pihaknya telah menciptakan agrikultur yang dipilah-pilah untuk bisa dijadikan tempat studi. Mulai dari pemilihan dan penanaman bibit, cara memetik, dan cara mengolah hasil produk pertanian organik. Sehingga, kualitas dan kehiginisan produk tetap terjaga. “Kami sangat konsen terhadap ketahanan pangan yang berkualitas dan higinis,”ujar Sueoka dihadapan para akademisi pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Bali di Warung Kopi Bali, Minggu (30/12).

Baca juga:  Bos Properti Nyambi Jadi Pengedar Kokain

Pengusaha Properti Okaida-Jepang, Mr. Ito, mengatakan meskipun perusahaannya bergerak di bidang properti, namun komitmen untuk mengembangkan agrikultur di Jepang dilakukannya. Salah satu caranya adalah mengajak karyawannya berkunjung ke lahan pertanian pada saat hari libur. “Mulai di sana kami berfikir bagaimana cara memgembangkan agrikultur di Jepang, dan akan kami kembangkan cara ini untuk agrikultur di Bali,”imbuhnya. (winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *