TABANAN, BALIPOST.com – Dua hari menjelang penutupan 2018, angin barat masih bertiup ke arah Indonesia yang menyebabkan gelombang tinggi. Tidak hanya itu, musim angin barat ini juga menyebabkan banyaknya sampah kiriman ke pesisir pantai Tabanan salah satunya di daerah DTW Tanah Lot.
Untuk menangani sampah ini pihak manajemen menurunkan seluruh tenaga dan armadanya untuk menjaga pesisir pantai tetap bersih dari serangan sampah. Manajer DTW Tanah Lot, Ketut Toya Adnyana Minggu (30/12) mengatakan sampah kiriman karena adanya angin barat ini sudah berlangsung sejak pertengahan Desember. “Selama dua minggu berturut-turut banyak ada sampah kiriman. Totalnya bisa mencapai empat pick up,” ujarnya.
Sampah kiriman ini sempat mereda selama seminggu dengan membaiknya kondisi gelombang. Namun gelombang tinggi akibat angin barat kembali terjadi Sabtu (29/12) dan sampah kiriman kembali ada.
Lanjut Toya dalam menangani sampah ini, pihak manajemen menyiagakan dua armada pengangkut sampah berupa pick up dibantu oleh DLH dengan satu armada truk yang datang secara kontinyu sesuai volume sampah yang dihasilkan. Dalam hal membuang sampah ini diakui Toya pihak DTW tidak punya lahan khusus sehinga biasanya dibuang langsung ke TPA Mandung. “Untuk sampah plastik kita buang langsung ke TPA Mandung. Untuk organik terutama kayu kita tawarkan pada warga yang mau dan antarkan sampai rumah,” ujar Toya.
Selain itu ada juga lahan pembuangan yang dikelola warga setempat dan terkadang pihak DTW akan membawa sampah kiriman ini ke lahan tersebut dengan membayar sewa pembuangan. Meski gelombang tinggi dan masalah sampah kiriman, minat wisatawan untuk datang ke DTW Tanah Lot masih tinggi.
Kata Toya, pada Desember ini, jumlah kunjungan berada pada limit teratasnya yaitu sekitar 13.000 hingga 14.000 kunjungan per hari. Saat ini jumlah kunjungan sudah melampaui target kunjungan yang dipatok di angka 3 juta pengunjung.
Diprediksi kunjungan tahun 2018 akan mencapai 3,3 juta pengunjung. “Sisa tahun 2018 ini dengan jumlah kunjungan sekitar 13.000 hingga 14.000 per hari setidaknya total kunjungan tahun 2018 mencapai 3,3 juta pengunjung. Ini sudah melampaui target,” ujarnya.
Meski diakui Toya pencapaian kunjungan tahun 2018 ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2017 yang mencapai angka 3,4 juta pengunjung. Penurunan ini disebabkan banyak faktor mulai dari bencana alam sampai kebijakan pemerintah Propinsi Bali mengenai wisatawan Cina. “Karena kebijakan tersebut di bulan November terjadi penurunan cukup drastis dari jumlah wisatawan asal Cina yang biasanya mencapai 2000 an per hari menjadi sekitar 500 an per hari. Sekarang sudah kembali naik tetapi dikisaran 500 sampai 1000 kunjungan,” jelas Toya.
Sementara menyambut tahun 2019, pihak manajemen tetap menaikkan target kunjungan dari target tahun 2018. Meski demikian Toya merasa akan banyak tantangan dalam menaikkan angka kunjungan di tahun 2019 karena tahun tersebut adalah tahun politik. “Tapi tetap kami naikkan target dan akan melakukan usaha-usaha menarik kunjungan sesuai program rutin,” ujarnya. (Wira Sanjiwani/balipost)