SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Soma Kliwon wuku Kuningan, Senin (31/12) hari ini, digelar puncak Karya Agung Tawur Panca Wali Krama, Penyejeg Gumi lan Pedanan, Pengebek, Penegteg Jagat, Piodalan dan Mapeselang di Pura Dasar Buana Gelgel. Proses pelaksanaan upacaranya, akan dilaksanakan secara bertahap.
Dalam pelaksanaan puncak karya ini, akan menjadi momen langka dengan menampilkan Tari Baris Oncer Ganda, yang ditarikan terakhir sejak 500 tahun lalu.
Sekretaris Panitia Jro Mangku Gde Eka Semayaputra, mengatakan sehari menjelang puncak karya, Minggu (30/12) kemarin, Redite Wage Ulian wuku Kuningan, digelar ritual Upakara Mapepada. Ini dimaksudkan untuk mensucikan seluruh hewan yang akan dipakai sarana upacara pada puncak karya hari ini.
Mengenai Tari Baris Oncer Ganda, tarian ini dikatakan akan ditampilkan saat puncak karya agung hari ini. Tari Baris Oncer Ganda ini, sarananya berupa senjata tombak. Oncernya ditombak itu, diisi tanda ganda (kulit jagung kering).
Ini pada zaman dulu, adalah pasukan Kerajaan Gelgel tempo dulu dan terakhir dipentaskan 500 tahun lalu, karena merupakan tarian sakral. Saat itu, pasukan Kerajaan Gelgel dikenal ada dua, yaitu Pasukan Oncer Ganda (tukang gebuk) dan Pasukan Dulang Mangap (pasukan bertahan).
Tari Baris Oncer Ganda ditarikan oleh 15 penari, yang dibawakan oleh generasi muda saat ini. “Tarian ini menceritakan kesaktian dan kesatriaan pasukan Kerajaan Gelgel dahulu,” katanya.
Ia menegaskan tarian ini baru bisa ditampilkan karena sebelumnya sempat kesulitan nedunang tombak yang disakralkan dan disimpan di Pajenengan Puri Gelgel. Sementara, mengenai pelaksanaan upacara, untuk pelaksanaan yang muput pada tahapan upakara pertama, ada enam sulinggih.
Tahapan kedua, ada 12 sulinggih dan juga melanjutkan muput upacara tahap ketiga pada sore harinya. Koordinator Bagian Upakara Karya, Dewa Ketut Soma, menyatakan pelaksanaan ritual Puncak Karya Agung Panca Wali Krama, Panyejeg Gumi dan Pedanan ini, pelaksanaannya total ada tiga rangkaian upacara di dua tempat.
Tahap pertama sekitar pukul 09.00 wita, di Pura Pusering Jagad, Pura Yasa, dan Pasucian Taman Beji. Sedangkan tahap kedua, dilaksanakan sekitar pukul 13.00 wita, upakara digelar di Pura Dasar Buana, Bale Agung, dan Pura Melanting. Sementara tahapan ketiga (mapeselang) digelar di Pura Dasar Buana.
Setelah pelaksanaan puncak karya, kemudian ngenteg linggih dan padudusan agung ini, Ida Batara Pura Dasar Buana ini katur nyejer selama sebelas hari, sebelum masineb pada 11 Januari 2019 nanti. Dilanjutkan dengan ritual meajar-ajar 14 Januari 2019.
Sementara, mengantisipasi membludaknya pamedek yang datang dari seluruh Bali, panitia sudah menyiapkan alternatif tempat parkir di Lapangan GOR Swecapura. Sedangkan warga lainnya dalam menyambut puncak karya agung ini, nampak ribuan krama desa sudah mempersiapkan sarana upakara di masing-masing banjar. Total seluruhnya ada sebanyak 28 banjar. (Bagiarta/balipost)