MANGUPURA, BALIPOST.com – Perayaan malam pergantian 2018 di Kabupaten Badung, Senin (31/12) ini diperkirakan akan diguyur hujan lebat. Balai Besar Metreologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar memprediksi hujan dengan intensitas tinggi juga terjadi di Kabupaten Jembrana, Karangasem, Gianyar, Bangli, Badung dan Tabanan.
Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, mengatakan telah mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan. Seperti, banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir.
“Prediksi kami ada beberapa kabupaten akan mengalami hujan lebat. Selain itu, juga gelombang laut juga diprediksi tinggi,” ujar M. Taufik Gunawan, Minggu (30/12).
Menurutnya, pantauan cuaca selama 24 jam terakhir terjadi hujan dengan intensitas ringan di wilayah Bali bagian Selatan pada pagi hari dan siang hingga sore hari. Serta hujan intensitas sedang- lebat terjadi di wilayah Bali bagian tengah dan selatan pada dini hari. “Suhu udara juga berkisar antara 23 -32 celsius, kelembaban udara 65 – 90 persen dan angin Barat Daya – Barat dengan kecepatan 9 – 56 km/jam,” jelasnya.
Diterangkan, faktor penyebab hujan dikarenakan suhu muka laut di sekitar wilayah Bali berkisar antara 27 – 29 C. Kondisi Sea Surface Temperature (SST) ini cukup hangat untuk mendukung terjadinya penguapan yang mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Bali.
Kondisi ini juga dipicu konsentrasi massa udara basah lapisan permukaan hingga lapisan 500 mb (hingga ketinggian 5.500 m) di wilayah Bali. “Tiga hari ke depan berpotensi angin kecang, gelombang tinggi dan juga ada hujan,” ucapnya.
Prediksi Cuaca untuk tiga hari kedepan dari Sabtu – Minggu (29-31/12) cuaca berpotensi hujan ringan – sedang di hampir seluruh wilayah Bali. Angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 8 – 45 Km/Jam.
Tinggi gelombang laut di Perairan Utara Bali berkisar antara 0.25 – 2.5 meter, di Perairan Selatan Bali berkisar antara 1.0 – 3.5 meter, di Selat Bali berkisar antara 0.5 – 3.0 meter, Selat Badung berkisar antara 0.5 – 3.0 meter dan di Selat Lombok berkisar antara 0.5 -3.0 meter
“Faktor penyebab terjadinya angin kencang, karena adanya dominasi pola udara tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan selatan Indonesia serta perbedaan tekanan yang cukup signifikan antara Selatan Indonesia dan wilayah Australia,” paparnya.
Sementara faktor penyebab terjadinya gelombang tinggi, kata M. Taufik Gunawan karena kenaikan kecepatan angin, untuk tiga hari ke depan di Samudera Hindia Selatan Bali kec angin mencapai 25 knot atau 45km/jam. Lamanya angin bertiup, jika angin bertiup dengan arah dan kecepatan yang sama dalam durasi yg lama maka dapat meningkatkan tinggi gelombang. “Luasan wilayah dimana angin dengan arah dan kecepatan angin yang sama tersebut bertiup,” katanya.
Kendati demikian, jika dilihat dari kondisi klimatologi gelombang selama 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa pada Desember dan Januari tinggi gelombang di Perairan Utara Bali berkisar 0.25 – 1.25 meter dan di Selatan Bali 0.5 – 3.0 meter. Jadi, gelombang tinggi (2 meter atau lebih) di Perairan Selatan Bali pada Desember dan Januari merupakan hal yang memang terjadi setiap tahun.
“Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di daerah yang tercantum dalam area peringatan dini kami himbau untuk mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut,” tegasnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG. Terlebih, mereka yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada.
BBMKG mengeluarkan imbauan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Karena untuk Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang diatas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang diatas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang diatas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m). (Parwata/balipost)